Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Inilah Doa Terakhir Mantri Patra yang Ia Tulis Sebelum Meninggal saat Mengabdi di Pedalaman Papua

Mantri Patra sempat tuliskan doa sebelum meninggal dunia secara tragis saat menjadi petugas medis yang mengabdi di pedalaman Papua Barat, ini isinya!

Editor: Fitriana Andriyani
zoom-in Inilah Doa Terakhir Mantri Patra yang Ia Tulis Sebelum Meninggal saat Mengabdi di Pedalaman Papua
Facebook Hendrik Mambor/ Twitter @jayapuraupdate
Mantri Patra sempat tuliskan doa sebelum meninggal dunia secara tragis saat menjadi petugas medis yang mengabdi di pedalaman Papua Barat, ini isinya! 

Dia terus bertahan meski di hatinya memendam kecewa terhadap
instansi tempatnya bekerja hingga akhirnya dia jatuh sakit.

Mengetahui kondisinya kian memburuk, seorang warga kampung Oya memutuskan berjalan kaki untuk memberitahukan kondisi sang mantri kepada kepala Puskesmas Naikere.

Meskipun demikian, tetap saja tidak ada helikopter yang datang untuk mengevakuasinya ke kota guna mendapat perawatan medis.

Pada 18 Juni 2019, Patra menghembuskan nafas terakhir di tempat tugasnya di Oya.

Baca: Kehabisan Persediaan Makanan dan Obat, Mantri Patra Meninggal saat Mengabdi di Pedalaman Papua

Baca: Kisah Pengabdian Mantri Patra di Pedalaman Papua, Helikopter Pemda Baru Tiba 4 Hari Usai Kematiannya

Mantri Patra meninggal dalam kesendirian, tanpa ada keluarga, teman maupun kerabat yang mendampingi Pahlawan Kemanusiaan itu.

Jenazah Patra baru dievakuasi pada 22 Juni 2019 menggunakan helikopter yang disewa Pemda dari Nabire atau empat hari setelah dia meninggal dunia.

Kematian Patra yang terbilang tragis menjadi keprihatinan banyak pihak.

BERITA REKOMENDASI

Sesaat sebelum ajal menjemputnya, Mantri Patra sempat menuliskan harapannya di secarik kertas.

Hal ini seperti dikutip GridHot.ID dari unggahan akun Twitter @jayapuraupdate pada 23 Juni 2019.

Dalam salah satu tulisan tangannya, Mantri Patra tetap berharap bisa mengabdi, mengobati masyarakat di sekitarnya, meski dirinya sendiri terbaring sakit keras.

"Baju Putih Kering Berkeringat

Inilah kalian, baju putih berkeringat yang dihiasi debu.


Meski tampak menjijikkan dengan pekerjaanmu saat kalian mendekati mereka

Hanya doa yang selalu kalian haturkan pada Tuhan di setiap gersang tanah hujan. Keringat kalian ada bagi mereka, untuk mereka.

Halaman
1234
Sumber: Suar.id
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas