Kata Ahli soal Fenomena Alam Ribuan Ubur-ubur Terdampar di Pantai Pesisir Selatan
Kendati demikian, menurut Harfiandri, ubur-ubur yang ada di Sungai Pinang itu mayoritas bukan ubur-ubur jenis api yang mengandung racun
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Saat ini tim loka kerentanan wilayah pesisir dan DKP sedang turun ke lapangan," kata Yosmeri.
Selain perubahan suhu, kata Yosmeri, blooming ubur-ubur biasanya juga terjadi karena adanya peningkatan nutrisi.
Baca: Putra Pemilik Penginapan Sahabat Mulia Ungkap Detik-detik Penemuan Jasad Vera Oktaria
Sejauh ini lanjutnya, hal itu disebabkan oleh upwelling atau peningkatan nitrat/nitrit karena limbah atau adanya plankton blooming.
Di samping itu, Yosmeri juga menjelaskan alasan hingga kawanan Ubur-ubur terdampar di bibir pantai.
"Perkiraannya mungkin, karena arus yang kuat ke arah pantai dan dibarengi dengan waktu surut, sehingga Ubur-ubur belum sempat balik kanan ke laut.
Perkiraan kedua, mereka makan blooming plankton yang beracun, sehingga mati di bibir pantai," jelas Yosmeri..
Biasanya, tambah Yosmeri, spesies Aurelia Sp sensitif terhadap suhu tinggi dan DO rendah.
"Kejadian ini sering terjadi di beberapa wilayah terutama yang berhadapan langsung dengan samudera. Jadi bisa karena pengaruh variabilitas iklim samudera," tambah Yosmeri.
Pihaknya meminta masyarakat di sekitar untuk tidak berenang selama masih banyak ubur-ubur di air.
Selanjutnya, mengimbau masyarakat untuk tidak memainkan atau memegang tentakel ubur-ubur yang sudah terdampar, karena sel penyengat masih aktif.
"Bisa juga segera menghubungi dokter/puskesmas/rumah sakit apabila ada warga yang terkena sengatan," tutup Yosmeri.