Pernah Berencana Meledakkan GBLA, Keluarga Terpidana Teroris Dapat Bantuan Mesin Jahit
Keluarga terpidana kasus turut serta dalam tindak pidana terorisme, Yuki Chandra (24) mendapat bantuan mesin jahit dari Polres Bandung.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Keluarga terpidana kasus turut serta dalam tindak pidana terorisme, Yuki Chandra (24) mendapat bantuan mesin jahit dari Polres Bandung.
Bantuan mesin diserahkan Kapolres Bandung AKBP Indra Hermawan di rumah keluarga, di Kampung Sirnagalih Desa Karyalaksana Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung, Selasa (27/8/2019).
Yuki Chandra ditangkap Tim Densus 88 Mabes Polri pada 2017 di dekat kediamannya.
Ia divonis bersalah turut terlibat tindak pidana terorisme.
Oleh Pengadilan Negeri, Yuki Chandra dipidana selama 2 tahun dan menjalani pidana di Lapas Gunung Sindur.
Selama menjalani pidana, Uki meninggalkan seorang istri bernama Esha (23) dan anak berusia tiga tahun.
Selama ditinggalkan suami karena kasus terorisme, Esha dan anaknya tinggal di desa tersebut.
"Setelah kejadian penangkapan hingga divonis, istrinya sempat down selama berbulan-bulan. Lebih dari lima bulan," ujar Maman, kakak ipar Yuki Chandra.
Maman yang memiliki bisnis konveksi kemudian mengajarkan Esha ilmu menjahit.
Selama satu tahun, Esha menekuni konveksi.
Baca: Pesan Terakhir Ipda Erwin Sebelum Meninggal: Minta Istrinya Istirahat dan Tanyakan Ayam Peliharaan
"Sekarang sudah bisa. Sejak awal tahun sampai sekarang menekuni konveksi, membuat celana legging. Kebetulan sekarang diberi bantuan sama Kapolres Bandung," ujar Maman.
Bukan hal mudah Esha dan anaknya serta keluarga menjalani hidup pascakasus terorisme itu mengejutkan dan membuat mental keluarga jatuh.
"Kami sempat down, sempat minder dari tetangga dan lingkungan sekitar. Tapi sekarang kami sudah bisa bangkit," ujar Maman.
Kata Maman, Yuki selama ini berprofesi sebagai buruh bangunan.
Namun, ia memiliki ilmu keagamaan yang cukup baik. Ia juga kerap berdakwah.
"Sepulang dari Padang ada perubahan. Dia jadi menyendiri, tidak banyak bicara," ujar Maman.
Yuki saat itu menurut Densus 88 turut membantu Aw merakit bom.
Bom itu katanya, untuk meledakkan Stadion GBLA Bandung dan sejumlah cafe di Braga. (men)