Begini Penjelasan BPCB Trowulan Terkait Temuan Arca Kepala Kala di Ladang Jagung
Batu bata yang tersusun seperti pondasi itu ditemukan di sisi selatan dan barat lokasi penemuan batu mirip arca kepala kala
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Samsul Hadi
TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Mojokerto mendata ada tujuh titik benda yang diduga cagar budaya di lokasi penemuan batu mirip arca kepala kala di ladang jagung, Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar.
Tujuh titik benda yang diduga cagar budaya itu rata-rata berupa batu bata yang tertata mirip pondasi.
"Ada tujuh titik yang kami data. Temuannya berupa arca kala, batu andesit, dan batu bata yang terstruktur seperti pondasi," kata Arkeolog BPCB Trowulan, Wicaksono Dwi Nugroho saat mengecek lokasi, Rabu (4/9/2019).
Batu bata yang tersusun seperti pondasi itu ditemukan di sisi selatan dan barat lokasi penemuan batu mirip arca kepala kala. Sebagian batu bata kondisinya sudah pecah dan berserakan di saluran air.
Dari hasil pengecekan Tim BPCB Trowulan, batu bata itu memiliki panjang 32-33 cm, lebar 21-23 cm, dan ketebalan 5-7 cm. Selain batu bata, tim juga menemukan batu andesit di lokasi.
Baca: Mulai September, Tiket Masuk Candi Prambanan dan Borobudur Naik
"Kalau dari hasil temuan berupa bata, batu andesit, dan arca kala, itu kami mengindikasi lokasi ini dulunya kompleks percandian," ujarnya.
Wicaksono mengindikasi bangunan kompleks percandian di lokasi itu dulunya cukup besar dan megah. Ada kemungkinan bangunan kompleks percandian di lokasi roboh terkena letusan Gunung Kelud.
Hal itu dikuatkan lagi dari cerita beberapa warga di lokasi.
Beberapa warga berdasarkan cerita turun temurun dari kakek buyutnya juga menyebutkan di kawasan itu dulunya merupakan bangunan candi.
Warga biasa menyebut dengan nama Candi Gedog.
Baca: BREAKING NEWS: Muncul Semburan Api dari Atap, Pabrik Penggilingan Tebu di Blitar Ludes Terbakar
"Kami baru mengambil titik koordinat lokasi yang diindikasi bangunan kompleks percandian ini. Kalau dari titik koordinat yang kami ambil, diperkirakan luas areal kompleks percandian di lokasi sekitar 100 meter persegi," ujarnya.
Wicaksono menjelaskan berdasarkan bentuk dan ukuran batu bata yang ditemukan di lokasi, kompleks percandian itu dibangun di era Kerajaan Majapahit.
Menurutnya bangunan candi dari kombinasi batu bata dan batu andesit.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.