Ribuan Warga Saksikan Pemindahan Watu Temanten di Gunungkidul yang Tak Mempan Dibongkar Mesin
Panas terik matahari tidak dihiraukan oleh ribuan warga Desa Semugih dan sekitarnya. Mereka berkumpul untuk melihat prosesi pemindahan batu
Editor: Sugiyarto
Tidak hanya sesajen berbentuk makanan saja namun juga disiapkan dua buah pakaian pengantin.
Pakaian itu terdiri dari pakaian pengantin perempuan lengkap dengan sanggul dan pakaian pengantin laki-laki.
Kedua pakaian pengantin tersebut dipisahkan tempatnya dengan menggunakan kotak yang dibuat dari kayu.
Setelah mempersiapkan sesajen, prosesi selanjutnya adalah berdoa bersama yang dipimpin oleh perwakilan dari Keraton Yogyakarta dan warga sekitar mengikuti doa yang dilantunkan dari perwakilan Keraton.
Mereka melantunkan ayat-ayat suci Alquran bersama-sama.
Setelah doa bersama prosesi selanjutnya adalah penyerahan pakaian pengantin kepada pihak Desa Semugih.
Nantinya pakaian tersebut akan disimpan di Balai Desa Semugih.
Setelah itu barulah prosesi pemecahan batu dengan menggunakan alat berat berjenis tracker.
Di sekitar batu sudah disiapkan berbagai jenis alat berat yaitu backhoe empat buah, tracker satu buah.
Di setiap alat berat tersebut diikatkan sebuah janur kuning di satu diantara sisi masing-masing alat berat.
Perwakilan dari Keraton dan merupakan pemimpin rombongan, GRM Hertriasning menjelaskan, prosesi adat bertujuan untuk meminta berkah kepada Tuhan yang Maha Kuasa.
Menurutnya, berkah yang dimaksud tidak hanya untuk Desa Semugih Kecamatan Rongkop, tetapi juga untuk seluruh Gunungkidul, dan DIY seluruhnya.
"Upacara adat ini adalah tradisi untuk memohon kepada Tuhan yang maha Kuasa supaya diberikan berkah kepada seluruh warga Rongkop dan Gunungkidul,"
"Semoga dengan dilakukan kegiatan ini dapat menambah barokah kepada masyarakat," katanya.