Terduga Teroris di Salatiga Ditembak Karena Melawan Gunakan Parang Hingga Kesaksian Warga
"Sejak siang sudah ada beberapa orang yang berkeliaran. Namun, saya mengira itu adalah debt collector," kata Guntur, Jumat
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
"Dia dulu juga tinggal di Salatiga, tapi setelah cerai pergi kerja ke Cirebon dan mendapat istri di sana," ujar Hajid, Jumat (27/9/2019).
Setelah pindah ke Cirebon, keluarga mengaku tidak pernah lagi berkomunikasi dengan W.
Namun, dua hari lalu W datang menggunakan sepeda motor.
Sebagai saudara yang lama tak bertemu, dia pun mempersilakan Wawan untuk menginap.
"Saya saat itu curiga, karena perjalanan jauh tapi pelat nomor ditutup. Sampai di rumah juga ditutup pakai kain pel yang ada di rumah saya," ujar dia.
Saat shalat Jumat tiba, Hajid mengajak W ke masjid.
Namun, Wawan hanya menjawab, "nanti saya susul".
Setelahnya, W pergi ke warung dengan naik motor Hajid dan membelikan makanan untuk anak kecil.
Selama menginap di rumah Hajid, W tidur di kamar atas.
Saat penggerebekan, Hajid sedang berada di luar rumah.
Hajid dikabari istrinya ada pengejaran penjahat.
"Saya malah ikut melakukan pengejaran dan sempat mengepung di belakang rumah. Dia dari kamar atas, dia lari ke genteng tetangga. Lalu turun melalui tangga yang sudah dipersiapkan oleh W sendiri. Karena selama ini di belakang rumah itu kebun dan tidak ada tangga," kata Hajid.
Saat itu, W yang sudah dalam keadaan terkepung dan akan ditangkap, mengeluarkan parang untuk melawan petugas.
Dia pun langsung ditembak.
Baca: Resmikan Kantor Baru, QNB Terus Memperkuat Posisi Dalam Industri Perbankan
Dalam keadaan terluka, W dibawa ke rumah sakit oleh petugas.
"Lalu kamar yang ditempati W digeledah petugas. Untuk mencari barang-barang yang dibawanya. Namun dia hanya membawa tas kecil dan kaus yang dipakai pun punya saya," ucap dia. (Kontributor Ungaran, Dian Ade Permana)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Melawan dengan Parang, Terduga Teroris di Salatiga Ditembak