Kronologi Meninggalnya Bocah Obesitas Asal Karawang, Mengeluh Tak Kuat & Ucapkan Permintaan Terakhir
Berikut kronologi meninggalnya, Satia, bocah obesitas asal Karawang. Sebelum meninggal, dia mengeluh tak kuat dan mengucapkan permintaan terakhirnya.
Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Miftah
Tiap kali makan, porsi makannya pun banyak, tak seperti anak-anak pada umumnya.
"Kalau bangun, misalnya jam 12 malam dia (Satia) juga sering minta makan. Kalau enggak dikasih, marah-marah," kata Sarli.
Tiap kali makan, bocah yang seharusnya tahun ini bakal memasuki sekolah dasar itu mesti ada lauk, misalnya ikan atau telur.
"Kalau tidak ada lauk, dia rewel," kata dia.
Apalagi, Satia jarang main.
Tiap hari, ia hanya menonton TV di warung.
Maklum, sudah lama keluarga Sarli memilih tinggal di warung dekat pantai sembari mencari nafkah.
"Main kalau pulang ke kampung (masih Kampung Cilempung, tetapi di wilayah padat penduduk), di sana banyak temannya," ujar dia.
Akibat obesitas yang dideritanya, Satia tidak bisa tidur telentang.
Ia tidur dengan cara duduk, kemudian punggungnya diganjal dengan bantal.
"Dia sering merengek enggak bisa tidur," ungkap Sarli.
Satia kemudian dibawa ke RSUD Karawang pada Rabu (3/7/2019) sekitar pukul 10.00 WIB.
Bocah 7 tahun itu sempat merengek tak mau turun dari ambulans.
Orangtua Satia, camat, Wakil Bupati Karawang, hingga paramedis turut merayunya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.