Abadikan Gadis Belia Tapi Foto-foto Syurnya Tersebar, Fotografer di Toboali Diseret ke Polisi
Total gambar yang didapati dari kasus pornografi oleh Abd yaitu sebanyak 21 gambar yang hampir semuanya merupakan gambar
Editor: Hendra Gunawan
"Saya sangat mengagumi tubuh saya dan kebetulan saya juga senang difoto, bahkan dalam posisi polos (tanpa busana)," katanya Jumat 3 November 2017.
Menurutnya, pemotretan tanpa busana bisa saja ia lakukan sendiri menggunakan smartphone. Namun ia tak yakin dengan kualitasnya.
Belum lagi, sudut pengambilan gambarnya terbatas.
"Kalau sama fotografer, kualitasnya terjamin, angle-angle-nya juga bagus," ujar perempuan yang bekerja sebagai karyawan swasta di Bandar Lampung ini.
Dalam setahun, Bef bisa melakukan sesi pemotretan tanpa busana sebanyak dua kali.
Saat ingin difoto, ia akan langsung menghubungi fotografer kenalannya.
"Biasanya kalau habis perawatan tubuh, saya langsung telepon fotografer kenalan saya. Janjian, langsung eksekusi (pemotretan)," ujar Bef.
Sesi pemotretan, berlangsung di hotel yang telah disepakati. Lama waktu pemotretan sekitar satu jam. Selain biaya hotel, Bef mengaku tidak ada biaya lain, termasuk untuk membayar jasa fotografer.
"Tidak bayar. Karena terkadang juga, fotografer meminta saya untuk foto polos.
Alasannya untuk portofolio dia. Kalau saya lagi mau foto polos, ya foto. Tetapi kalau lagi nggak percaya diri, ya saya pasti tolak," paparnya.
Selama sesi pemotretan, Bef mengaku, tidak pernah mengalami hal tidak mengenakkan, maupun hal lain di luar pemotretan.
Menariknya, Bef mengaku tidak khawatir kalau foto tanpa busananya itu tersebar luas.
Sebab, sejak pertama kali melakukan sesi pemotretan, ia hanya menggunakan jasa satu orang fotografer.
Seorang fotografer profesional di Bandar Lampung, Ceh (bukan nama sebenarnya) mengaku telah beberapa kali memenuhi permintaan foto tanpa busana.
Permintaan tersebut rata-rata berasal dari perempuan berusia 25 tahun - 30 tahun.
"Sebenarnya tidak banyak, hanya beberapa orang, tidak sampai sepuluh. Karena biasanya, yang minta difoto itu sudah kenal dengan saya. Kalau belum kenal, mereka juga enggan," ujar dia.
Ceh mengaku tidak pernah membuka layanan foto syur.
Tetapi, ia tetap melayani jika ada orang yang memintanya. Sebab, melakukan sesi pemotretan tanpa busana memiliki prestise tersendiri di antara sebagian fotografer profesional.
Bahkan, mereka rela tidak dibayar jika diminta untuk melakukan sesi pemotretan tanpa busana.
Sebab, kesempatan untuk melakukan sesi pemotretan tanpa busana tidak bisa didapatkan semua fotografer yang memiliki keinginan untuk melakukan hal tersebut.
"Sekadar kepuasan, tantangan, dan yang penting punya prestise tersendiri. Kan bisa bilang, `Gua udah pernah loh moto begitu (perempuan tanpa busana)'," kata Ceh.
Hasil pemotretan, terus dia, tidak hanya disimpan si pemesan, tapi juga fotografer.
Namun foto tersebut hanya disimpan, tidak disebarluaskan.
"File fotonya itu untuk pribadi dia (konsumen), tetapi kita juga pegang. Tapi, file itu KT (konsumsi terbatas)," jelasnya.
Sesi pemotretan, biasanya berlangsung secara indoor di dalam kamar hotel.
Kalau sesi pemotretan dilakukan malam hari, hal itu bisa berlangsung sampai menjelang pagi.
"Kalau siang tidak lama, paling empat jam sampai enam jam," ujar Ceh.
Fotografer lainnya, Der (bukan nama sebenarnya) mengaku juga melayani permintaan foto seksi. Namun dia tidak ingin disebut melayani foto syur.
Dia juga mengaku tidak memasang tarif. Namun konsumen harus menanggung biaya operasional, seperti sewa hotel, transportasi dan lainnya.
Direktur Eksekutif Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Lampung, Dwi Hapsah Handayani mengaku miris terkait fenomena perempuan muda memakai jasa fotografer profesional untuk difoto tanpa busana. (Jhoni Kurniawan)
Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Fakta Terbaru Fotografer Toboali Abadikan Foto Syur Gadis Belia, Ada 21 Gambar dari Cewek Berbeda