10 Masalah Korban Gempa Ambon: 20 Hari 5 Mi instan, 17 Bayi Lahir 2 Tewas, hingga Trauma
Inilah 10 masalah yang timbul dari pengungsi korban gempa Ambon, mulai dari trauma, pencurian, minim bantuan hingga bayi tewas
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Gempa yang mengguncang Ambon dan sekitarnya sejak Kamis (26/9/2019) masih menyisakan cerita.
Sejumlah permasalahan timbul dari pengungsi korban gempa Ambon sampai 20 hari pascagempa ini.
Mulai dari 17 bayi lahir dua di antaranya meninggal, pencurian, trauma, dan rumah sakit yang merawat ribuan pasien korban gempa.
• Pengungsi ke Anggota DPRD: Kalau Butuh Suara Mereka Datang seperti Ngemis, Kita Susah Mereka Hilang
Di sisi lain juga terdapat kisah pengungsi yang hanya mendapat 5 bungkus mi instan selama 20 hari mengungsi di hutan.
Selengkapnya dirangkum TribunAmbon.com mengutip dari Kompas.com.
1. Derita Pengungsi Ada Pencurian
Di tengah situasi penderitaan korban gempa di Maluku, maling malah beraksi dan menyatroni dua posko relawan gempa di dusun Lengkong dan di dusun Tanah Merah Desa Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.
Atas peristiwa itu, warga dusun sebelahnya yakni Dusun Ujung Batu, Desa Waai, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah mulai mengaktifkan siskamling di dusun tersebut untuk menjaga keamanan di dusun itu, Senin (14/10/2019).
“Kemarin malam ada pencurian di dua posko relawan di dusun tetangga, kami tidak ingin hal itu terjadi di dusun kami,”kata La Udu (65) kepada Kompas.com via telepon seluler, Senin.
Sementara diberitakan kemarin Selasa (15/10/2019), aparat Polsek Salahutu membekuk tiga kawanan pencuri yang melancarkan aksinya di sejumlah posko relawan bencana gempa di Desa Liang, Kecamatan Salahut, Kabupaten Maluku Tengah.