Kisah Polisi di Riau, Bripka Ralon Jual Perhiasan Istri untuk Bangun Sekolah di Dusun Terpencil
Pria kelahiran Siantar, 14 Januari 1983 ini merasa tepanggil untuk mendirikan sekolah bagi anak-anak yang tinggal di wilayah terpencil.
Editor: Hasanudin Aco
Ralon dan istri akhirnya berembuk dan sepakat untuk membantu membangun sekolah dasar.
Sekolah dasar itu sudah ada sejak tahun 2006, yang berada di bawah naungan SD Negeri 010 di Desa Batu Sasak.
Namun, dari tahun ke tahun bangunan sekolah yang terbuat dari kayu semakin rusak dan tidak layak digunakan.
Meski kondisi yang tak memprihatinkan, anak-anak Dusun Sialang Harapan mau tak mau menggunakan gedung sekolah itu.
"SD 010 ada di Desa Batu Sasak. Jaraknya jauh. Anak-anak harus menempuh hutan dan menyeberang sungai. Kalau air sungai naik, mereka enggak bisa ke sekolah," kata Ralon.
Jual perhiasan istri
Untuk membangun gedung sekolah secara permanen, Ralon menghabiskan uang sekitar Rp 14,5 juta. Sekolah yang dibangun memiliki dua ruangan belajar.
Namun, untuk berbuat kebaikan ini, Ralon terpaksa menjual perhiasan istrinya.
Karena dengan mengandalkan gajinya saja tidak cukup untuk membangun sekolah.
"Awalnya uang kami terkumpul Rp12,5 juta, ternyata masih kurang Rp 2 juta lagi. Akhirnya istri saya setuju jual perhiasannya," cerita bapak dua anak ini.
Sekolah dibangun dua ruang. Pembangunan hanya memakan waktu dua pekan.
Selama berjalannya pembangunan, warga setempat sangat antusias untuk membantu. Karena sebelumnya bangunan sekolah sangat memprihatinkan.
Untuk mempercepat pembangunan sekolah, tukang yang sedang bekerja merenovasi rumahnya dikerahkan untuk membantu.
"Saya bertemu dengan tokoh masyarakat di sana, mereka sangat membantu. Jadi saya yang tanggung dana, mereka yang bekerja. Tukang renovasi rumah saya juga saya suruh bantu dulu buat sekolah itu," kata Ralon.