Polisi Amankan Lima Orang Diduga Pelaku Penyerangan SMAN 10 Bandung
Pihaknya sudah memanggil kedua kepala sekolah tersebut untuk duduk bersama mengurai masalah tersebut.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG-Penyidik Satreskrim Polrestabes Bandung menetapkan empat tersangka kasus penyerangan dan perusakan pagar dan pos keamanan SMA Negeri 10 bandung di Jalan Cikutra Kota Bandung, Minggu (27/10).
Peristiwa itu terungkap setelah rekaman CCTV penyerangan SMA 10 Bandung beredar. Tampak di video itu, puluhan remaja mengendarai sepeda motor berada di depan SMA Negeri 10. Sebagian dari mereka turun dari motor dan melempari ke arah SMAN 10.
Sejak Senin (28/10), penyelidik Polrestabes Bandung sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), memeriksa saksi dan mempelajari rekaman CCTV.
Baca: Hak Veto Menko Kabinet Jokowi Berpotensi Abuse Of Power
Baca: Didandani Bubah Alfian, Cinta Laura Disebut Mirip Ariana Grande, Angelina Jolie dan Camila Cabello
Baca: Sepekan Jadi Menteri Pertahanan, Prabowo Menolak Gaji Menteri dan Belum Pakai Mobil Dinas
"Dari olah TKP, pemeriksaan saksi-saksi dan pengembangan, diamankan 13 orang diduga pelaku. Namun hasil pemeriksaan pada mereka, ada lima orang yang diamankan," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Irman Sugema di kantornya, Jalan Merdeka Bandung, Rabu (30/10).
Ke lima orang tersebut berasal dari salah satu SMK negeri di Kota Bandung. Mereka terlibat dalam penyerangan tersebut. Sejak awal, informasi beredar bahwa penyerangan itu melibatkan segelintir pelajar SMK Negeri 2 Kota Bandung.
"Kelimanya dari salah satu SMK negeri di Kota Bandung. Empat diantaranya pelajar dan satu orang alumni SMK tersebut. Peran alumni dalam penyerangan itu sedang kami dalami," ujarnya.
Pihaknya sudah memanggil kedua kepala sekolah tersebut untuk duduk bersama mengurai masalah tersebut. Kapolrestabes meminta pihak-pihak terkait untuk menjaga keamanan dan kondusifitas Kota Bandung.
"Dari pemeriksaan saksi, motif dibalik penyerangan itu berawal dari saling ejek di media sosial yang bermula dari pertandingan sepakbola Liga Pelajar Indonesia," ujar Irman.