Satgas Antimafia Bola Tangkap 6 Pengaturan Skor Pertandingan Persikasi Bekasi Vs Perses Sumedang
Satgas Antimafia Bola menangkap enam tersangka tindak pidana suap atau pengaturan skor (match fixing) pertandingan Persikasi Bekasi lawan Perses
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Deddi Rustandi
TRIBUNNEWS.COM, SUMEDANG – Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir meminta para pemain sepakbola Perses Sumedang tidak terganggu diciderainya pertandingan Sepak Bola Liga 3 antara Persikasi Bekasi vs Perses Sumedang.
Satgas Antimafia Bola menangkap enam tersangka tindak pidana suap atau pengaturan skor (match fixing) pertandingan Persikasi Bekasi lawan Perses Sumedang.
Dony meminta para pemain bola jangan terganggu dan tetap berlatih serta bermain sepakbola. “Atlet, pemain bolanya jangan terganggu dan tetap berlatih serta bertanding,” katanya.
Menurutnya, kejadian pengaturan skor harus menjadi yang terakhir dan jangan diulangi lagi.
“Polisi sudah mempunyai Satgas Anti Mafia Bola untuk mencegah dan menindak penganturan skor dan seharusnya tidak ada yang mengatur skor karena ada sanksinya, hukumannya,” kata Dony yang mengapresiasi langkah Satgas Antimafia Bola.
Ketua Perses Sumedang, Agus Muslim awalnya menyangka pertandingan Persikasi Bekasi dengan Perses Sumedang ada pengaturan skor yang melibatkan perangkat pertandingan.
“Saya awalnya menyangka kualitas wasit yang buruk saja di liga 3 itu. Tapi lama-lama sadar kalau timnya dikerjai. Beberapa kali pemain Perses dilanggar termasuk di kotak pinalti tapi tak pernah wasit meniup peluit dan memberi finalti,” katan Agus, Kamis (28/11/2019).
Namun ketika pemain terus dikerjai ia mulai sadar ada mafia yang bermain.
“Striker Perses malah kena kartu kuning saat ada di kotak penalti lawan. Padahal tak melakukan pelanggaran sehingga pemain jadi ketakutan diganjar kartu lagi dan bisa dikeluarkan dapat akumulasi kartu kuning,” kata Agus yang juga Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Anak ini.
Padahal, terang dia, seharusnya bek lawan yang takut melanggar tapi yang terjadi sebaliknya. “Pemain belakang lawan malah tidak takut dan berani karena tak akan dianggap melanggar oleh wasit,” katanya.
Menurutnya, ada beberapa official Perses yang diminta keterangan oleh Satgas Antimafia Bola. “Ada yang dimintai keterangan. Dari Perses tak ada yang terlibat pengaturan skor,” katanya.
Agus menyebutkan saat bertemu dengan bos-bos klub yang masuk delapan besar sempat dilakukan diskusi.
“Saya menyebutkan mari mengatasnamakan sepakbola Jawa Barat dan jangan ada hal yang tak sportif bahkan pengaturan skor,” katanya.
Ia mengatakan jika Perses masuk ke putaran selanjutnya maka klub lain bisa meminjamkan pemainnya untuk Perses tapi dengan gaji dibayar oleh klubnya.
“Begitu juga kalau Perses gagal maju ke putaran berkutnya maka pemain Perses silakan dipakai dan tak perlu dibayar sebab Perses yang bayarnya,” kata Agus.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Kasus Mafia Bola, Pelatih Perses Sumedang Tak Menyangka Dikerjai Wasit, Begini Kata Bupati, https://jabar.tribunnews.com/2019/11/28/kasus-mafia-bola-pelatih-perses-sumedang-tak-menyangka-dikerjai-wasit-begini-kata-bupati?page=2.