Kronologi Pembunuhan Gadis Cantik di Nias Selatan, Melawan Saat Akan Dirudapaksa
Setelah melakukan penyelidikan selama 10 hari, tersangka diringkus di Desa Hilizoroilawa, Kecamatan Mazono, Kabupaten Nias Selatan
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Tolonasokhi Halawa alias Gami (27) marah saat biat busuknya merudapaksa Terimakasih Laia mendapatkan perlawanan korban, ia naik pitam lalu membunuh gadis tersebut pada Jumat (29/11/2019) lalu..
Setelah melakukan penyelidikan selama 10 hari, tersangka diringkus di Desa Hilizoroilawa, Kecamatan Mazono, Kabupaten Nias Selatan oleh Tim Satreskrim Polres Nias, pada Minggu (8/12/2019) pagi.
Dalam pengakuannya, tersangka Gami mengatakan bahwa dia kenal sama korban tapi bukan teman dekat.
Dia mengakui hanya teman biasa dan tidak ada hubungan asmara sama sekali.
Kapolres Nias Selatan (Nisel) AKBP I Gede Nakti Widhiarta membenarkan bahwa tersangka dan korban tak ada memiliki hubungan spesial.
Baca: Siswi SMA Tewas Dibantai Gami Karena Melawan Saat Akan Dirudapaksa di Semak-semak
Baca: Sepulang Sekolah Siswi SMA Ditemukan Tewas Mengenaskan, Polisi Tak Cuma Temukan Tanda Kekerasan
Baca: Terimakasih Laia Tewas Dibunuh, Diduga Tengah Hamil 5 Bulan
Baca: Polisi Selidiki Kematian Terimakasih Laia
"Mereka hanya saling kenal dan bukan teman dekat," kata Nakti, Rabu (11/12/2019).
Dijelaskan Nakti motif tersangka habisi nyawa korban setelah usahanya untuk memerkosa korban gagal.
Saat kejadian tersangka berpapasan dan sempat di sapa oleh korban.
Saat melihat, tersangka berhasrat untuk memerkosa korban setelah melihat kemolekan tubuh korban.
Tersangka langsung memeluk korban dari belakang dan memeras kedua payudara korban menggunakan kedua tangan sambil menarik paksa korban ke arah semak-semak.
Perbuatan yang dilakukan tersangka mendapat perlawanan.
Korban melakukan perlawanan menunjang perut tersangka dengan kaki kanan, sehingga pelukan tersangka terlepas dan tas korban terjatuh.
Korban kemudian berbalik arah dan melakukan perlawanan dengan cara mencakar bahu sebelah kiri tersangka sambil berteriak-teriak "hey Ama Fendi, hey Ama Fendi" untuk memanggil seorang laki-laki gubuknya berdekatan dengan tempat kejadian.
Melihat korban yang mulai panik dengan gerak-gerik yang dilakukan.