6 Pekerja Tambang Emas di Merangin Tertimbun Longsor, Sepanjang Tahun 2019 Sudah 14 Orang Tewas
ktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kabupaten Merangin menelan korban. Enam pekerja tertimbun reruntuhan galian
Editor: Sugiyarto
Dari keterangan warga, bukan cuma enam orang yang saat itu di lobang PETI, tapi jumlahnya diperkirakan lebih 30 orang.
Namun mereka langsung melarikan diri setelah kejadian itu, setelah mendengar polisi akan datang.
"Puluhan pekerja itu melarikan diri. Hanya sedikit yang bertahan untuk berusaha menolong korban yang tertimbun," terangnya.
Informasi yang Tribun dapatkan, aktivitas PETI di desa tersebut cukup banyak, tapi lumayan jauh dari pemukiman masyarakat. Bahkan banyak yang sudah mengarah ke kawasan hutan.
Kepala Desa Pulau Baru, Abdul Muis, saat dikonfirmasi membenarkan adanya lubang tambang emas yang longsor dan mengakibatkan korban jiwa.
Namun dirinya belum bisa memastikan korban berasal dari mana dan berapa jumlah pasti korban.
Dia tak bisa memberikan informasi lebih banyak. Ia mengaku sedang tidak berada di desa, dan juga tidak bisa memastikan apakah semua korban meninggal atau ada yang selamat.
"Saya lagi di Bangko, baru dapat kabar dari dusun. Kejadian memang ada namun belum bisa memastikan orang mana dan berapa jumlah korban," ujar Abdul Muis.
Informasi dari kepolisian, satu dari enam korban berhasil dievakuasi adalah Yusuf (35) warga setempat.
Sementara lima orang lainnya adalah warga pendatang.
Selain Yusuf, lima orang lagi yang terjebak di dalam lubang tambang itu adalah Jegek, Dosol, Dedok, Eko dan Danang. Lima nama terakhir merupakan pekerja yang datang dari Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Sumber Tribun menyebut pekerja dari Jawa Tengah ini dibawa oleh pemodal PETI yang juga sama-sama dari daerah setempat, berinisial WW.
Sumber menyebut WW bekerjasama dengan BG.
Disebutkan bahwa BG ini merupakan Warga Muaro Bungo, Provinsi Jambi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.