Heboh Keraton Agung Sejagat, sang Raja Mengaku Kuasai Seluruh Dunia, Batu Besar Datang Dini Hari
Berikut ini fakta tentang hebohnya Keraton Agung Sejagat dimana sang raja mengaku kuasai seluruh dunia. Batu besar datang pada malam dini hari.
Penulis: Miftah Salis
Editor: Sri Juliati
4. Asal para pengikut kerajaan
Masih menurut Sumarni, para punggawa kerajaan bukan merupakan orang sekitar lokasi.
Mereka dikabarkan datang dari beberapa daerah di Yogyakarta seperti Bantul dan Imogiri.
Orang-orang tersebut mulai datang ke lokasi sekitar pertengahan Agustus 2019.
Dikatakan Sumarni, mengutip dari sumber yang sama, mereka datang menggunakan kain tradisional seperti kerajaan.
Saat ini pengikut Keraton Agung Sejagat disebut mencapai 425 orang.
5. Batu besar datang pada dini hari
Beberapa waktu lalu, sebuah batu besar datang di lokasi kerajaan pada malam dini hari.
Hal tersebut terjadi pada minggu kedua Oktober 2019.
Kata Sumarni, sebuah batu besar tiba-tiba datang sekitar pukul 03.00 WIB.
Ia juga mengaku mendengar suara batu besar tersebut.
"Itu batunya datang jam setengah tiga malam, otomatis kita sebagai tetangga dekat jelas dengar suaranya,"
Tak sampai di situ, kursi-kursi pun tertata rapi.
Mengutip dari Tribun Jateng, batu besar tersebut dianggap sebagai bangunan prasasti.
Menjadi tanda sahnya sebuah kerajaan berdiri.
6. Melakukan pawai layaknya kerajaan
Keraton Agung Sejagat juga melakukan pawai atau upacara layaknya kerajaan.
Menilik dari unggahan video di akun Facebook Info Purworejo, para punggawa beserta raja dan ratu mengadakan pawai.
Sinuhun Totok Santoso Hadiningrat bersama istri menaiki kuda dengan iring-iringan para pengikutnya.
Acara tersebut bahkan juga dilengkapi dengan tabuhan drum dari para punggawa.
Di barisan paling depan tiga orang membawa bendera kerajaan.
Di belakang penabuh drum, beberapa orang membawa tombak diikuti oleh para perempuan yang membawa busur panah.
Para pria dan wanita dengan pakaian khas Jawa juga membawa makanan.
Ada pula gunungan berupa apem.
Sementara itu, Totok Santoso menaiki kuda hitam dengan pakaian khas Raja.
Ia terlihat sumringah, bahkan sempat melambaikan tangan kepada warga sekitar yang menonton.
Di belakang Totok, sang istri, Dyah Gitarja menaiki kuda putih.
Sama seperti suaminya, Dyah Gitarja juga melambaikan tangan dan menebar senyum kepada warga sekitar.
Saat ini, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah meminta pemerintah setempat untuk berkomunikasi dengan pimpinan Keraton Agung Sejagat.
"Kalau memang baik untuk masyarakat ya berarti baik. Tapi Pemerintah Purworejo harus memayungi langsung masyarakatnya, memberikan perlindungan, meminta klarifikasi sehingga bisa jadi jelas," katanya, Senin (13/1/2020), dikutip dari Tribun Jateng.
(Tribunnews.com/Miftah, Tribun Jateng, Kompas TV)