Ada Bekas Ikatan di Lengan Siswi SMP yang Ditemukan Tewas di Gorong-gorong, Lidah Tergigit
Desi Sulistina (13) alias Delis yang jasadnya ditemukan di gorong-gorong itu dikenal sebagai anak yang rajin beribadah dan mengaji.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA - Desi Sulistina (13) alias Delis yang jasadnya ditemukan di gorong-gorong itu dikenal sebagai anak yang rajin beribadah dan mengaji.
Siswi kelas VII SMP Negeri 6 Tasikmalaya itu kerap menunaikan salat Magrib di Masjid Al Barokah yang jaraknya tak jauh dari rumahnya di Kampung Sindangjaya, Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi.
Selain beribadah salat berjamaah, Delis juga sering mengaji Al-Qur'an.
Hal tersebut diungkap tetangga Delis, Nyai (48).
"Dia itu rajin ke masjid. Biasanya Magrib berangkat ke masjid untuk salat berjamaah diteruskan dengan mengaji," ujar Nyai, Rabu (29/1/2020).
Delis, kata Nyai, pergi ke masjid biasanya bersama Silvia (13).
Silvia merupakan sahabat Delis yang juga bersekolah di SMP Negeri 6.
Keduanya dikenal sebagai anak yang baik.
Selain sering salat berjamaah, Delis juga rajin mengikuti pengajian.
Rina (34), tetangga Delis lainnya, mengatakan gadis itu mengikuti pengajian ibu-ibu setiap Selasa malam.
Ia juga mengikuti pengajian bapak-bapak setiap Jumat malam.
Tak ada yang menyangka Delis akan bernasib tragis.
"Dia juga anaknya penyabar tidak banyak tingkah. Sejak masih SD hingga sekarang suka diguyonin teman-temannya dengan sebutan 'leupeut' (lontong, Red). Tapi tak pernah marah," katanya.
Delis suka disebut 'leupeut' karena ibu kandungnya, Wati Candrawati (46), sehari-harinya jualan lontong.
Menurut Nyai, Wati yang sudah lama menjanda, jualan lontong di Pasar Induk Cikurubuk untuk menghidupi kedua anaknya. Korban sendiri anak sulung.
Seperti diketahui, Delis sempat berangkat sekolah, Kamis (23/1/2020).
Sepulang sekolah Delis masih terlihat keluar sekolah bersama dua temannya.
Dua teman Delis pulang sedangkan ia berteduh di tempat foto kopi seberang sekolah.
Namun, sejak itu keberadaan Delis tidak diketahui.
Delis sempat dikabarkan menemui ayah kandungnya yang sudah bercerai dengan sang ibu.
Wakil Kepala SMP Negeri 6, Saeful, mengatakan, pihaknya sempat ikut membantu mencari keberadaan Delis setelah hilang sejak Kamis (23/2/2020).
Sehari setelahnya, pada Jumat (24/1/2020), Saeful menemui ayah kandung Delis di tempat kerjanya di sebuah rumah makan di Jalan Laswi.
Saat itu, ayah Delis meminta pihak sekolah tak usah khawatir.
Pasalnya, Delis ada padanya.
"Setelah ada keterangan itu kami lega walau tidak sampai melihat Delis. Masa ayah kandung sampai menyatakan hal tidak benar," kata Saeful.
Kronologi Penemuan
Keluarga korban mencari-cari Desi ke rumah sanak saudara. Namun, hasilnya nihil.
Keesokan harinya, keluarga melaporkan Desi yang hilang ke polisi.
"Sejak saat itulah tidak diketahui keberadaan Desi. Kami sempat melakukan pencarian ke rumah sanak-saudara tapi tidak ada. Besoknya, Jumat (24/1/2020) barulah kami lapor polisi," kata Ade Munir, kerabat korban.
Pencarian pun dilakukan. Polisi sempat mendatangi sekolah Desi di Jalan Cilembang.
Ade mengatakan polisi dan warga sempat berbincang-bincang dengan warga persis di lokasi ditemukannya jasad Desi.
"Saat itu kami berkerumun persis di sekitar atas jasad Desi berada. Tapi memang saat itu belum tercium apa-apa. Sehingga tidak curiga sama sekali jasad Desi berada di dalam gorong-gorong," ujar Ade.
Jasad Desi ditemukan di gorong-gorong yang berdiameter 50 cm.
Gorong-gorong itu berada di depan pilar SMP Negeri 6.
Desi ditemukan setelah warga curiga mencium bau tak sedap.
Warga pun semakin curiga sebab gorong-gorong tersebut mampet padahal biasanya tidak.
Kasatreskrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Dadang Soediantoro, dalam laporannya ke Kapolres, AKBP Anom Karibianto mengatakan ada tiga orang yang menemukan Desi, yakni Teten, Engkos, dan Nandang.
Awalnya Teten curiga ada bau busuk dari dalam gorong-gorong.
Dia sempat mencoba mengeluarkan benda di dalam got tapi tidak sampai.
Dibantu oleh Nandang dan Engkos, mereka kemudian membongkar bagian atas gorong persis di posisi jenazah Desi berada.
"Saat dibongkar ada kaki kelihatan. Pembongkaran dihentikan dan lapor polisi," ujar Dadang.
• Cerita Penemu Mayat ABG di Gorong-gorong di Tasik, Langsung Berhenti Menggali Setelah Lihat Kaki
• Kejanggalan Ditemukan di Jasad ABG yang Ditemukan di Gorong-gorong, Ada Bekas Ikatan & Luka Lebam
Suasana Haru Saat Proses Evakuasi
Proses evakuasi jasad Desi Sulistina (13) dari dalam gorong-gorong di depan sekolahnya, SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya, Senin (27/1/2020) sore, mengundang haru warga.
Saat polisi berhasil membongkar bagian atas gorong-gorong, tersembul tangan dan kaki korban berwarna putih.
Sejumlah ibu-ibu tampak tak kuasa menahan emosi dan menangis.
Ibu kandung korban, Wati Candrawati (46), juga berada di lokasi.
Ia tampak masih tenang.
Saat itu memang belum diketahui siapa jasad perempuan tersebut.
Karena lubang dirasa masih kurang besar, polisi dengan hati-hati kembali menggali dengan menggunakan linggis.
Setelah lubang cukup besar, barulah jasad Desi bisa dievakuasi seluruhnya.
Isak tangis Wati langsung pecah, ketika ia mengetahui persis kantong dan sepatu yang dikenakan mayat itu milik Desi.
Kondisi jasad sendiri sudah mulai mengeluarkan bau tak sedap.
Bahkan wajah Desi pun sulit dikenali.
Kasatreksrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Dadang Soediantoro, mengatakan, jasad Desi ditemukan berawal dari bau tak sedap yang muncul dari dalam gorong-gorong, serta aliran air tak biasanya mampet.
"Warga kemudian melongok ke dalam gorong-gorong dari bagian yang terbuka dan terlihat ada tubuh manusia. Mereka sempat menggali di bagian atas mayat. Tapi tak dilanjutkan dan segera lapor ke kami," ujar Kasatreskrim.
Dilakukan Visum
Hasil visum dokter terhadap jasad Desi Sulistina alias Delis, di RSU dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Senin (27/1/2020) sore, ditemukan sejumlah luka.
Karena itu jasad korban akan diautopsi, Selasa (28/1/2020).
Kasatreskrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Dadang Soediantoro, dalam laporannya ke Kapolres, AKBP Anom Karibianto, menyebutkan visum dilakukan oleh dokter RSU, dr Dippos Theofilus Hutapea, di Kamar Mayat.
"Dari hasil pemeriksaan luar pada tubuh korban oleh dr Dippos, telinga kiri korban mengeluarkan darah, lengan kanan korban terdapat bekas ikatan, kepala kiri korban lebam, lidah posisi tergigit, dan tangan kiri ada lebam," kata AKP Dadang Soediantoro.
Barang bukti yang ditemukan di sekitar tubuh korban, yakni tas sekolah warna putih ungu berisikan buku, alat tulis, dan sepatu.
Petugas juga menemukan tali kabel warna hitam.
Ditemui seusai visum, Dadang mengatakan, hasil visum belum bisa menyimpulkan penyebab kematian korban.
Apakah korban dibunuh atau terkena musibah belum bisa dipastikan.
Pihaknya akan mendatangkan dokter forensik untuk melakukan autopsi terhadap tubuh korban, Selasa (28/1/2020).
"Kami masih terus melakukan penyelidikan," kata Dadang.