Bali Kehilangan Pendapatan Rp 1 Triliun Lebih Setiap Bulan
Bali kehilangan pendapatan Rp 1 triliun lebih setiap bulan akibat menurunnya jumlah wisatawan sejak merebaknya wabah virus corona.
Editor: Dewi Agustina
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Wishnutama Kusubandio dalam pertemuan kemarin menyatakan akan merancang kebijakan yang tepat untuk menghadapi wabah virus Corona ini.
"Saya akan bekerja sama dengan Menkeu dan Menteri Perhubungan, serta Menteri BUMN sehingga kebijakan untuk menghadapi dampak Virus Corona ini bisa lebih komprehensif dan tidak separuh," katanya.
Bukan hanya menyelamatkan bahkan meningkatkan industri pariwisata ke depan.
"Kami sekarang menerima masukan dulu, sehingga di awal minggu depan akan rapat untuk membahas strategi kebijakan yang tepat menghadapi isu Virus Corona ini, koordinasi menerima masukan dan sebagainya," jelasnya.
"Kemarin kami juga sudah kumpul dengan 33 maskapai airlines, dan didengar apa masalahnya apa yang bisa dibantu," katanya.
Solusi jangka pendek, dengan promosi yang ditargetkan ke destinasi wisata baru dan menambah frekuensi di tempat yang slotnya kosong. Walau demikian, ia mengaku dampak bagi Bali dan Indonesia tidak sebesar bagi Thailand, Korea, dan Taiwan yang memang menjadi tempat kedatangan turis China terbesar.
Dewan Dorong Penguatan Sektor Pertanian dan Perikanan
Ketua Komisi II DPRD Bali, IGK Kresna Budi mengatakan isu virus Corona dan anjloknya kunjungan wisatawan China ke Bali secara langsung mempengaruhi perekonomian Bali.
Maka dari itu, Pihaknya mendorong agar sektor non-pariwisata seperti pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan kembali digenjot untuk mensubstitusi pemasukan dari pariwisata.
Dalam rapat badang anggaran (Banggar) sudah disampaikan ada 40 persen masyarakat Bali bergerak di sektor pertanian dan kelautan.
Namun kata Kresna Budi, anggaran untuk sektor non-pariwisata ini nilainya terlalu kecil, yakni Rp 2,8 miliar.
"Anggaran disana terlalu kecil, masak Rp 2,8 (miliar) untuk seluruh Bali. Untuk kegiatan saja rasanya ada rasa ketidakadilan, sangat kecil," kata Kresna Budi saat ditemui di Ruang Kerjanya, Rabu (12/2/2020).
Padahal masyarakat Bali yang perekonomiannya menengah kebawah bergerak di sektor pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan.
Untuk itu, Kresna Budi menyarankan agar anggaran untuk sektor-sektor yang sifatnya tidak urgen bisa ditunda dulu, dan anggarannya bisa dialihkan untuk sektor pertanian, peternakan, kelautan dan pariwisata.