Guru di Bekasi yang Pukul 2 Siswanya Telah Dinonaktifkan, Psikolog: Disiplinkan dengan Ketenangan
Terkait tindakan pemukulan guru pada siswanya, psikolog menyebutkan untuk mendisiplinkan anak harus dengan ketenangan.
Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Ifa Nabila
"Apapun alasannya, kekerasan di sekolah oleh pihak manapun tidak bisa dibenarkan," kata Ridwan Kamil dalam unggahan Facebooknya, Jumat (14/2/2020).
Sebagai pengganti orang tua di sekolah, Ridwan Kamil menuturkan, guru semestinya dapat mendidik siswa-siswinya dengan cara yang kreatif.
"Siswa melihat guru itu sebagai orangtua pengganti ayah ibunya di sekolah.
Sudah seharusnya siswa dididik dengan cara yang lebih kreatif ketimbang melalui kekerasan fisik," tutur Ridwan Kamil.
Ia menambahkan, guru juga harus memiliki ruang kesabaran yang lebih luas.
Pasalnya, anak didiknya tentu memiliki karakter yang berbeda-beda.
Menurutnya, daya tangkap intelektualitas setiap siswa juga tak sama.
Baca: KPAI Pertanyakan Alasan Inspektorat Tak Segera Periksa Guru Pelaku Kekerasan di Bekasi
Sementara itu, Ridwan Kamil juga mengingatkan para siswa supaya tertib di sekolah dan menghormati para guru yang telah berkorban demi kemajuan pendidikan.
Ia pun berharap kejadian ini dapat dijadikan pelaran bagi banyak pihak.
"Semoga menjadi hikmah bagi kita semua untuk menjadikan pendidikan di sekolah sebagai tempat yang aman, nyaman dan menyenangkan," tutupnya.
Pendapat Psikolog
Menanggapi kejadian tersebut, Psikolog Yayasan Praktek Psikolog Indonesia, Adib Setiawan, S. Psi., M. Psi mengatakan aksi kekerasan emang tidak dapat dibenarkan.
Menurut Adib, untuk mendisiplinkan anak didiknya, guru harus melakukannya dengan ketenangan.
"Mendisiplinkan anak itu dengan ketenangan, jangan terprovokasi," kata Adib saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Jumat (14/2/2020) sore.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.