Ganjar Pikirkan Nasib Pekerja Tekstil di Sukoharjo Jika Pabrik Ditutup
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berbicara mengenai nasib puluhan ribu pekerja di pabrik tekstil PT RUM. Pabrik yang berada di Sukoharjo tersebut
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berbicara mengenai nasib puluhan ribu pekerja di pabrik tekstil PT RUM.
Pabrik yang berada di Sukoharjo tersebut dituding melakukan pencemaran karena mengeluarkan bau menyengat dan mengganggu kehidupan warga sekitarnya.
“Persoalannya, di tengah mimpi kita berdikari soal tekstil dan menghadapi kendala seperti ini, akan tetap kita lanjutkan usaha itu atau kita tutup? Sementara ada tiga puluh ribu pekerja di sana?, " ujar Ganjar saat acara Government Gathering on Good and Green Government, yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Ganjar pun menjelaskan bahwa saat ini pabrik tersebut tengah mencari teknologi agar mesin pengolahannya tidak mengeluarkan aroma menyengat lagi. Mesin berteknologi demikian, kata Ganjar, hanya ada di Eropa.
Ia pun menjelaskan bahwa maksimal dalam waktu satu tahun mesin itu akan datang untuk bisa mengolah limbah dengan baik.
Ganjar juga sempat berbicara mengenai pembangunan Bendungan Bener di Purworejo. Proyek tersebut memicu aksi gelombang unjuk rasa ketika Ganjar datang ke Kampus UMY.
"Soal bendungan Bener. Di sana lahan pertaniannya kekurangan air, lantas apa solusinya? Ya, buat bendungan. Persoalannya sekarang adalah harga tanah. Di sini Pemprov berperan agar harga tetap stabil tidak naik terlalu tinggi," kata Ganjar.
Diketahui selain Ganjar ada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga diundang.
Namun Anies memilih tidak hadir dan melakukan tele conference.
Sementara acara berlangsung di luar ratusan mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa melakukan protes salah satu diantaranya mengenai proyek pembangunan Bendungan Bener.
Rayhan, dari Aliansi UMY bergerak dalam keterangannya menyampaikan mengerahkan sekitar 100 mahasiswa dari beberapa universitas untuk berkumpul di depan gedung sportorium, tempat berlangsungnya acara. Selain itu mereka pun mengancam memberikan rapor merah pada dua gubernur itu.
"Pemanfaatan daya dukung lingkungan tidak akan sempurna jika tidak adanya kerjasama dari berbagai pihak dalam usaha menjaga dan melestarikan terkhusus masing-masing wilayah kota, salah satunya ialah DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Tengah. DKI Jakarta merupakan daerah di Indonesia yang banyak memiliki permasalahan terkait dengan lingkungan hidup dan hampir membelit semua aspek serta dimensi kehidupan masyarakat," katanya.
Anies dalam video conference mengatakan pengurangan kendaraan pribadi harus segera dilakukan demi mengelola lingkungan hidup yang baik.
"Untuk membangun green government itu mengalirkan informasi. Karena saat ini telah mengalami transformasi. Selain itu mengelola lingkungan dengan cara mengecilkan residu-residu. Misalnya mengurangi penggunaan kendaraan pribadi," kata Anies lewat video conference.
Diskusi dalam seminar itu pun berlangsung sangat menarik dengan banyaknya mahasiswa yang mengajukan pertanyaan. Bagi mahasiswa yang bertanya Ganjar pun memberikan hadiah berupa buku.
Di akhir acara, salah satu mahasiswa memberikan map merah berisi beberapa tuntutan mereka terkait isu lingkungan yang terjadi di Jawa Tengah.
"Kita perbanyak literasi saja. Jangan sampai hanya berdasar kecerdasan satu alenia yaitu pengetahuan hanya dari sosmed kita bicaranya sampai mana-mana. Untuk map merah ini ya saya pelajari dulu. Tapi kan kanal aduan telah saya buka sangat lebar. Ya sampaikan saja, jangan menumpangi acara orang lain," tuturnya.