Habisi Janda Kaya dan Kuras Hartanya, Rian Sempat Foya-foya ke Bali
Rian Dicky F yang juga pria Kalimantan berstatus duda dua kali ini menghabiskan uang hasil merampok emas Miratun untuk foya-foya
Editor: Hendra Gunawan
Saat itulah dia ingat, Miratun selalu memakai perhiasan emas jika berjualan di lapaknya, di Pasar Ngunut.
"Saya kemudian menunggu dia di kamar belakang sampai pulang dari pasar," ungkap Rian.
Di kamar belakang itu Rian sempat merokok dan menghabiskan minumannya sampai Miratun pulang.
3. Mencekik dan mematahkan tulang rusuk korban
Rian mengetahui sang tuan rumah pulang ke rumah. Dia lantas bergegas dan langsung mencekik perempuan bertubuh kecil itu.
Saat dicekik itulah Miratun pingsan, namun Rian terus meneruskan serangannya dengan membekap mulut dan hidung Miratun dengan bantal dan guling.
Lututnya menekan rusuk kanan Miratun, hingga tulangnya patah.
Setelah Miratun meninggal, Rian melucuti perhiasan emas berupa anting, gelang dan kalung.
Tubuh Miratun kemudian digulung dengan kasur lipat, dan kamarnya digembok dari luar.
"Setelah itu saya balik ke Surabaya, perhiasannya saya jual laku sekitar Rp 8.000.000," sambung Rian.
Uang hasil perhiasan itu dipakai untuk membayar kos di Jalan Nias Surabaya, dan sisanya untuk bersenang-senang.
4. Cari emas hingga ke Madura
Setelah menangkap buruannya, Timsus Macan Agung Satreskrim Polres Tulungagung membawa Rian Dicky F (26) .
Informasi yang didapat SURYA.co.id, Rian ditangkap di sebuah rumah kos di Jalan Nias Surabaya, Jumat (21/2/2020) malam.
Penangkapan itu terjadi saat Rian mengunjungi kekasihnya, perempuan asal Tuban.
Setelah menangkap Rian, polisi melakukan pengembangan dan membawanya ke Madura.
Di pulau garam ini, polisi mencari teman Rian yang menjual emas hasil kejahatannya dan toko emas yang membelinya.
Hingga akhirnya Sabtu (22/2/20202) pukul 22.55 WIB, minibus yang membawa Rian tiba di rumah Miratun.
Polisi langsung melakukan prarekonstruksi.
5. Prarekonstruksi
Saat prarekonstruksi, terlihat dari agedan awal kedatangan Rian ke rumah Miratun. Pemuda asal kalimantan Selatan ini masuk melalui pintu samping rumah.
Lewat lorong sempit di bagian barat rumah, pintu ini langsung tembus ke bagian dapur.
Setelah masuk lewat pintu ini, Rian bertemu dengan Miratun.
Adegan selanjutnya tidak bisa dipantau, karena jalannya prarekonstruksi berjalan tertutup dan lampu rumah tidak dinyalakan, alias remang-remang.
Namun dari suara adegan yang bisa di dengar dari pagar samping, Rian menindih tubuh Miratun saat membekapnya dengan bantal.
Lututnya juga menekan tubuh korban, hingga menyebabkan rusuk kanannya patah.
Usai prarekonstruksi, Rian langsung dibawa ke Polres Tulungagung untuk penyidikan lebih lanjut.
6. Warga senang pelaku ditangkap
Kepala Desa Ngunut, Abdullah, mengaku senang setelah pelaku pembunuhan Miratun ditangkap.
“Akhirnya masyarakat bisa kembali tenang, tidak khawatir karena pembunuhnya sudah ditangkap polisi. Terima kasih buat tim Buser Polres Tulungagung,” ucap Abdullah yang menunggui prarekonstruksi.
Miratun, janda kaya tanpa anak ini ditemukan meninggal di kamarnya, Jumat (14/2/2020) dini hari.
Saat ditemukan wajahnya dibekap dengan bantal dan guling, kemudian tubuhnya digulung dengan kasur lipat.
Hasil autopsi menunjukkan, ada banyak pembuluh darah Miratun yang pecah, karena nafasnya tertahan.
Titik pembuluh darah yang pecah antara lain ada di kepala, tangan, kantung mata bawah, tangan, serta jemari yang terihat membiru.
Selain itu rusuk kanannya juga patah.
7. Tak ada data identitas diri
Menurut ketua RT tempat Miratun tinggal, Mujiono, sosok Rian sebelumnya belum dikenal warga.
“Dua minggu sebelum kematian Bu Miratun, dia datang ke rumah pamannya,” terang Mujiono.
Rumah Andri, nama paman Rian, ada di belakang rumah Miratun.
Atas saran Andri pula, Rian kos di rumah Miratun.
Namun saat kos, Miratun tidak melaporkan dan menyerahkan data diri Rian kepadanya.
“Seharusnya kalau ada orang baru kan diminta identitasnya, kemudian diserahkan ke Ketua RT.
Tapi saya tidak pernah menerima datanya sama sekali,” ungkap Mujiono.
Namun hanya dua hari tinggal di rumah Miratun, Rian kemudian kabur.
Seiring kaburnya Rian, Miratun kehilangan perhiasan dan uang total sebesar Rp 15 juta.
Mujiono bersama perangkat desa diminta memediasi antara Miratun dan Andri.
Dari mediasi itu disepakati, kasus ini tidak dilaporkan ke polisi.
Sebagai kompensasinya, Andri bersedia mengganti kerugian Miratun dengan cara diangsur Rp 1.000.000 per bulan.
Rencananya angsuran baru dimulai pada Bulan Maret 2020.
“Dua minggu setelah kejadian uang dan perhiasan hilang, Bu Miratun ditemukan meninggal terbunuh itu,” ujar Mujiono.
Sempat tinggal di rumah Miratun membuat Rian paham seluk beluk rumah dan kebiasaan ibu kosnya itu.
Hal itu memudahkan Rian masuk ke rumah korban dan membunuhnya.
Sebelumnya, jasad Miratun ditemukan meninggal di kamarnya, Jumat (14/2/2020) dini hari.
Saat ditemukan wajahnya dibekap dengan bantal dan guling, kemudian tubuhnya digulung dengan kasur lipat.
Hasil autopsi menunjukkan, ada banyak pembuluh darah Miratun yang pecah, karena nafasnya tertahan.
Titik pembuluh darah yang pecah antara lain ada di kepala, tangan, kantung mata bawah, tangan, serta jemari yang terihat membiru.
Selain itu rusuk kanannya juga patah. (David Yohanes)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Setelah Rampok Emas Janda Kaya Tulungagung, Pria Kalimantan Ini Foya-Foya di Bali & Bayar Kos Pacar
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.