Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

UPDATE: 2 Tersangka Baru Ditetapkan Terkait Tragedi Susur Sungai Sempor, Salah Satunya Guru

Dalam perkembangan penyidikan hari ini, Senin (24/2/2020) jumlah yang diperiksa sudah 22 orang

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in UPDATE: 2 Tersangka Baru Ditetapkan Terkait Tragedi Susur Sungai Sempor, Salah Satunya Guru
Tribun Jogja/Santo Ari
Polda DIY menyerahkan jenazah korban susur sungai yang ditemukan Minggu (23/2/2020). 

Di setiap sudut lebih banyak didominasi oleh jajaran kepolisian, media massa, dan pegawai pemerintah.

Kasus ini menjadi banyak perhatian semua pihak, bahkan pasca kejadian banyak yang institusi yang menerjunkan personelnya yang ahli dalam trauma healing.

Tim gabungan ini berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dalam hal ini menerjunkan Tim Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Tim Psikolog Puskesmas Kabupaten Sleman dan wilayah DIY, Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPKI) dan HIMPSI, Baznas Kabupaten Sleman serta para tenaga relawan psikolog dari Universitas dan Perguruan Tinggi, Mahasiswa Mapro dan S1 psikologi di Universitas/Perguruan Tinggi dan elemen lain yang terkait.  

 Kesaksian Korban Susur Sungai SMPN 1 Turi yang Selamat : Sempat Hanyut dan Diselamatkan Temannya

Banyaknya pihak yang terlibat untuk penyembuhan trauma yang dialami anak, diapresiasi orang tua dan kerabat.

Satu di antaranya adalah Nindia (21) warga Wonokerto Turi, kakak dari pelajar kelas 8, Annisa Ramadhani (15).

Annisa adalah salah satu siswi yang selamat dalam kejadian laka susur sungai Sempor.

"Memang harus ada (pendampingan) untuk mengurangi trauma pada anak. Mereka juga masih sekolah, di jenjang berikutnya pasti ada kegiatan di luar lagi," ucap Nindia yang datang ke sekolah untuk menjemput adiknya.

Berita Rekomendasi

Sebelum lebih jauh menceritakan kondisi adiknya saat ini, Nindia menceritakan bahwa ia dan orang tua tidak tahu bahwa sore itu akan ada agenda susur sungai.  

"Tidak ada pemberitahuan dari sekolah, adik saya juga tahunya dari status WA sehari sebelumnya. Dia juga enggak bilang ke keluarga kalau mau susur sungai, cuma minta di jemput jam 4 sore," terangnya.

Nindia yang alumni sekolah itu pun heran, mengapa dalam kondisi mendung pihak pembina tetap bersikeras melanjutkan aktivitas susur sungai.

 Kisah Mbah Diro saat Tragedi Susur Sungai SMPN 1 Turi, Nekat Nyebur ke Sungai demi Selamatkan Siswa

Karena menurutnya, saat ia bersekolah di sana, jika cuaca mendung atau hujan maka agenda di luar kelas diganti materi di dalam kelas.

Begitu mendapat informasi bahwa agenda susur sungai tersebut berakhir dengan insiden tenggelamnya para siswa, ia bersama kakaknya langsung membagi tugas untuk mencari data anak-anak yang selamat.

Pasalnya ia tak menemukan di mana posisi adiknya pada sore itu.

"Saya bagi tugas dengan kaka saya. Saya di Klinik SWA, kakak saya di puskesmas dan sekolah," imbuhnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas