BKSDA Subulussalam Masih Berupaya Diteksi Keberadaan Harimau di Desa Lae Langge
Adapun video yang menampilkan penampakan harimau di kebun kelapa sawit, menurut Hadi, bukan dari tim BKSDA melainkan rekaman karyawan perkebunan
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Serambi Indonesia Khalidin
TRIBUNNEWS.COM, ACEH – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah II Subulussalam belum berhasil mendeteksi Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) yang berkeliaran di areal perkebunan kelapa sawit Desa Lae Langge, Kecamatan Sultan Daulat.
Ini diungkapkan Kepala Seksi Wilayah II BKSDA Subulussalam, Hadi Sofyan kepada Serambinews.com Rabu (29/4/2020).
Menurut Hadi, pihaknya sudah menurunkan tim ke lokasi penampakan harimau sumatera sejak minggu lalu untuk memonitor dan memasang camera trap.
Namun, sejauh ini BKSDA belum berhasil mengidentifikasi sang harimau.
Enam kamera trap yang dipasang di lokasi terkait gagal merekam hewan dilindungi ini.
Adapun video yang menampilkan penampakan harimau di kebun kelapa sawit, menurut Hadi, bukan dari tim BKSDA melainkan rekaman karyawan perkebunan.
Dalam hal ini, BKSDA kata Hadi berencana akan menambah pemasangan kamera trap di lokasi yang dilintasi harimau tersebut.
Sejauh ini BKSDA telah memasang enam unit kamera trap di areal perkebunan Desa Bawan yang selama ini menjadi lintasan harimau namun gagal merekam.
Baca: Wabah Corona Tak Akan Mampu Bungkam Raungan Harimau Malaya
“Video yang beredar itu diambil oleh karyawan PT ISP, yang areal perkebunannya berbatasan langsung dengan kawasan hutan produksi bang,” ujar Hadi.
Menurut Hadi, pemasangan kamera trap penting guna mengidentifikasi harimau terkait.
BKSDA, kata Hadi tidak bisa serta merta menangkap sang harimau.
Dengan teridentifiksinya harimau terkait, BKSDA selanjutnya melakukan pengusiran dengan menurunkan pawang yakni Syarwani Sabi alias Kakek Carwani.
Secara terpisah, Camat Sultan Daulat, Rahmat Fadli mengakui jika harimau masih berkeliaran di wilayah Desa Bawan.