Kisah Budi, Guru Honorer di Purworejo, Bertahan dengan Gaji Rp 200 Ribu: Ini Panggilan Jiwa
Yan Budi Nugroho, seorang guru honorer di Purworejo, Jawa Tengah menceritakan suka dukanya menjadi guru honorer.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Daryono
"Karena melihat sekarang ini orang lebih banyak tidak bersyukur, orang lebih banyak kurang, saya ikut prihatin."
"Padahal kami dengan segelintir kemampuan, segelintir tenaga kami masih bisa bertahan dengan uang Ro 200 ribu tersebut," terangnya.
Baca: VIRAL Cara Bertahan Hidup Ala Guru Honorer, Gaji Rp 200 Ribu Bisa Buat Nabung Nikah, Ini Faktanya
Pria yang sudah enam tahun menjadi guru itu memaparkan alasannya tetap bertahan menjadi guru honorer.
Bukan tentang uang atau pendapatan, lanjut dia, tapi lebih kepada perasaan cintanya kepada anak-anak.
"Karena senyum mereka, tingkah laku mereka, cerewetnya mereka itu yang bikin candu buat kami," jelas Budi.
Menurut dia, bekerja sebagai guru merupakan panggilan jiwa sehingga harus memberikan yang terbaik.
Selain itu, dirinya juga ingin berdedikasi untuk negara dengan mencerdaskan generasi penerus.
"Entah bagaimana pun caranya kami berusaha untuk tetap memberikan yang kami bisa."
Baca: VIRAL Lampu Merah di Tuban Dipasangi Garis Jaga Jarak untuk Roda 2 Mirip Starting Grid MotoGP
"Karena anak-anak meruapakan aset yang sangat penting dan tunas bangsa untuk kemajuan negara di masa yang akan datang dan itu sudah tugas dari guru (untuk mendidik)," ungkapnya.
Selain itu, Budi juga mengungkapkan, pengalaman menjadi guru yang mungkin tidak bisa didapatnya dari pekerjaan lain.
Yakni saat dirinya menjadi idola untuk anak-anak didiknya.
Bagaimana tidak? Budi selalu memberikan hadiah kepada anak didiknya.
Baca: Viral Postingan Belajar Mencintai Diri Sendiri, Pengunggah: Orang Gendut Itu Tidak Selamanya Jelek
Hal itu dilakukan Budi agar bisa menarik perhatian anak didik supaya tetap mau untuk belajar dengan semangat.
"Ya satu bungkus permen atau apa, dan itu sangat penting sekali karena ketika mereka menganggap sebagai idolanya, apapun yang kita ajarkan itu pasti mereka akan mau," terangnya.
Budi menyadari, tak semua guru melakukan hal demikian, hal itu tergantung inisiatif dari masing-masing guru.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana)