Aneh, Beberapa Saat Setelah Dukun Air Mulai Ritual Jasad Saad Muncul Dari Dasar Sungai Manggar
Upacara ini dilakukan untuk mencari warga yang hilang karena diserang buaya saat mencuci timah di Sungai Manggar.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BELITUNG -- Warga di Sungai Manggar, Belitung Timur melakukan upacara ritual adat.
Upacara ini dilakukan untuk mencari warga yang hilang karena diserang buaya saat mencuci timah di Sungai Manggar.
Aneh, beberapa saat setelah Dukun Air, Ki Usman menggelar ritualnya, jenazah pun tiba-tiba muncul dengan tubuh utuh.
Momen timbulnya korban digigit buaya bersamaan dengan dilakukan ritual pencarian suku adat kampung.
Adalah Kik Usman, warga Dusun Langkang, Desa Lintang, yang sudah 13 tahun dipercayakan menjadi tetua adat air atau lebih dikenal masyarat Belitung dengan sebutan istilah dukun air.
Dia berkisah, awalnya dia mengetahui kekajadian karena ada pihak keluarga korban yang menghubunginya, karena berbeda wilayah tetua adat dia menghormati tetua adat kampung setempat, dan baru dapat membantu setelah ada permintaan bantuan dari tetua adat kampung baru lah dia berani.
"Warga Jadi saya mau kerjakan kalau sudah ada istilahnya betare (izin) kemarin ada tiga dukun kampung (tetua adat) meminta bantu ya saya datang.
Saya dukun aik, Desa Lintang jadi saya minta bantuan juga dengan dukun kampung (tua adat) setempat," ujar Kik Usman ditemui usai proses evakuasi jenazah korban. Senin (10/8/2020).
Baca: Hilang saat Cuci Timah di Sungai, Seorang Penambang di Belitung Tewas Diterkam Buaya
Dia mengaku semalam pun sebenarnya dia sudah mengusulkan agar menggunakan ritual adat karena di Belitung ada adat istiadatnya.
"Semalam saya sudah bilang juga pakai lah suku adat (ritual adat). Kalau di Belitung ini memang adatnya seperti itu," ujarnya.
Ritual adat yang dilakukan oleh tetua adat mengaharuskan pencarian oleh tim SAR gabungan untuk istirahat sejebak dan naik ke darat, dan kemudian barulah dimulai ritual adat.
"Mungkin secara istilah semalam penunggu itu sudah datang sama kami, disampaikannya kalau saya tidak datang dia tidak mau kasih.
Tadi saya minta lepas, ya dilepas," ujarnya.
Kik Usman menyampaikan ritual suku adat sempat direncanakan dilakukan malam hari namun karena belum ada orang yang memintanya dirinya pun tidak berani melangkahi.
"Jadi saya mau kerjakan kalau sudah ada istilahnya betare (izin) kemarin ada tiga dukun (tetua adat) minta bantu jadi saya baru bisa bantu," ujarnya.