Lindungi Bayi, Warga Ciamis Terluka Tertimpa Runtuhan Dinding Rumah Saat Terjadi Gempa Pangandaran
Deden Gustiawan (30) warga Ciamis, Jawa Barat dilarikan ke klinik kesehatan karena mengalami luka-luka akibat tertimpa dinding rumahnya
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Andri M Dani
TRIBUNNEWS.COM.CIAMIS – Deden Gustiawan (30) warga Ciamis, Jawa Barat dilarikan ke klinik kesehatan karena mengalami luka-luka akibat tertimpa dinding rumahnya setelah gempa Pangandaran mengguncang, Minggu (25/10/2020) pagi.
Deden mengalami luka-luka tertimpa tembok dinding yang roboh saat berupaya melindungi bayinya.
“Korban mengalami luka-luka saat berupaya melindungi bayinya. Begitu dinding tembok rumahnya tadi pagi runtuh akibat gempa. Bayinya selamat,” ujar Baehaki Efendi, relawan Tagana Pamarican kepada Tribun Minggu (25/10/2020).
Baca juga: Gempa Guncang Pangandaran Pagi Ini, BMKG Imbau Masyarakat Tetap Tenang
Korban kata Baehaki sempat dibawa ke klinik kesehatan di Kertahayu untuk mendapatkan pertolongan pertama.
“Sekarang sudah pulang lagi ke rumah, lukanya mengalami jahitan,” katanya.
Sementara itu dapur rumah Soleh (70) di Dusun Cisaar Rt 10 Desa Kertahayu Pamarican roboh beberapa setelah gempa 5,9 M menguncang.
Ibu Nesa yang sedang mencuci tak jauh dari dapur selamat.
Baca juga: Kepanikan di RSU dr Soekardjo Tasikmalaya Saat Gempa Mengguncang, Ada Teriakkan Sebut Nama Allah
“Kami masih mendata kemungkin adanya kejadian lain dampa dari gempa Pangandaran tadi pagi,” ujar Baehaki.
Menyusul adanya dampak gempa Pangandaran di dua lokasi tersebut, unsur TNI dari Korami Pamarican, personil Polsek Pamarican, Tagana, aparat desa dan warga bergotong royong membersihkan puing-puing pasca gempa
BMKG imbau warga tetap tenang
Gempa dengan magnitudo 5,9 mengguncang wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa, Minggu (25/10/2020) pukul 07.56.47 WIB.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M=5,5.
Episenter gempabumi terletak pada koordinat 8,2 LS dan 107,86 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 88 km arah Barat Daya Kota Pangandaran, Jawa Barat pada kedalaman 62 km.
Baca juga: Biasa Pakai Tongkat, Warga Ciamis Ini Lari Keluar Rumah Tanpa Alat Bantu Saat Gempa Mengguncang
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault).
Guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Sukabumi, Tasikmalaya, dan Pangandaran sebesar III-IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).
Baca juga: Gempa di Pangandaran, Tiang Listrik di Ciamis Terlihat Berguncang-guncang, Warga Takut Rumah Ambruk
Kemudian di Kuningan, Garut, dan Cilacap sebesar III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).
Di Kabupaten Bandung, Kebumen, Kutoarjo, Banyumas, Banjarnegara, Kulonprogo, Bantul, Gunung Kidul, dan Yogyakarta II-III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).
Di Kota Bandung dan Tegal dirasakan II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Baca juga: GEMPA HARI INI: Pangandaran Diguncang Gempa 5,9 SR, Tidak Berpotensi Tsunami
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, menuturkan dalam keterangan tertulisnya, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini TIDAK BERPOTENSI TSUNAMI.
Hingga hari Minggu, 25 Oktober 2020 pukul 08.50 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan gempa.
Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah.
Berikut Penjelasan Lengkap Mengenai Skala MMI dilansir dari https://www.bmkg.go.id/gempabumi/skala-mmi.bmkg.
Skala MMI I-II
TIDAK DIRASAKAN (Not Felt) Tidak dirasakan atau dirasakan hanya oleh beberapa orang tetapi terekam oleh alat.
Skala MMI III-V
Dirasakan oleh orang banyak tetapi tidak menimbulkan kerusakan. Benda-benda ringan yang digantung bergoyang dan jendela kaca bergetar.
Skala MMI VI
KERUSAKAN RINGAN (Slight Damage) Bagian non struktur bangunan mengalami kerusakan ringan, seperti retak rambut pada dinding, genteng bergeser ke bawah dan sebagian berjatuhan.
Skala MMI VII-VIII
KERUSAKAN SEDANG (Moderate Damage) Banyak Retakan terjadi pada dinding bangunan sederhana, sebagian roboh, kaca pecah. Sebagian plester dinding lepas. Hampir sebagian besar genteng bergeser ke bawah atau jatuh. Struktur bangunan mengalami kerusakan ringan sampai sedang.
Skala MMI IX-XII
KERUSAKAN BERAT (Heavy Damage) Sebagian besar dinding bangunan permanen roboh. Struktur bangunan mengalami kerusakan berat. Rel kereta api melengkung.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul GEMPA di Pangandaran, Deden Luka-luka Tertimpa Dinding Rumah Demi Lindungi Bayinya