Fenomena Tanah Bergerak di Aceh Besar Belum Berakhir, Muncul Air Bercampur Lumpur dari Longsoran
Warga semakin cemas karena belum berakhirnya fenomena geologis tanah bergerak yang telah membentuk rekahan dan retakan tersebut.
Editor: Dewi Agustina
Mantan wartawan Harian Serambi Indonesia ini pun bercerita bahwa dia dan para mahasiswa MIK yang dibawanya ke lokasi dijamu makan bubur di bawah tenda oleh ibu-ibu yang mengungsi.
"Suasananya benar-benar bersahabat. Kami juga menyerahkan bantuan kepada para pengungsi," kata Nazli.
Sementara itu, Keuchick Lamkleng, Muhammad Fajri, mengakui bahwa rekahan tanah bergerak di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, semakin meluas.
"Saat ini tanah amblas 40 sentimeter dan kini tanah bergerak dengan kedalaman mencapai 4,40 meter," ujar Keuchick Lamkleng, Muhammad Fajri kepada Asnawi Luwi dari Serambinews.com, Minggu (24/1/2021).
Menurut dia, pergeseran tanah aktif terus terjadi setiap hari.
Baca juga: Fenomena Tanah Bergerak di Aceh Besar, Pohon-pohon Tumbang, Sejumlah Makam Rusak
Warga semakin cemas karena belum berakhirnya fenomena geologis tanah bergerak yang telah membentuk rekahan dan retakan tersebut.
Menurut Muhammad Fajri, penyebab terjadinya pergeseran tanah belum disimpulkan oleh tim baik dari BMKG Mata Ie maupun Tim Prodi Teknik Geologi USK Banda Aceh.
Menurut dia, saat ini Tim Teknik Geologi USK Banda Aceh masih terus melakukan penelitian untuk mencari tahu penyebab utama mengapa tanah di Gampong Lamkleng itu terus longsor setiap hari.
Saat ini, katanya, warga di kawasan tanah bergerak itu masih mengungsi di tenda pengungsian sebanyak 18 KK dari 14 rumah karena ada yang satu rumah dihuni oleh dua KK.
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Air dan Lumpur Keluar dari Bagian Bawah Tanah Bergerak di Kuta Cot Glie, Aceh Besar