Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Arti dari Thunderstorm, Fenomena Cuaca yang Menjadi Penyebab Suara Dentuman di Malang

Kabid Mitigas Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono memastian dentuman di Malang adalah thunderstorm.

Penulis: Daryono
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Arti dari Thunderstorm, Fenomena Cuaca yang Menjadi Penyebab Suara Dentuman di Malang
Gambar oleh Free-Photos dari Pixabay
Ilustrasi badai petir atau badai guntur - Teka-teki penyebab dentuman di Malang, Jawa Timur akhirnya terjawab. Kabid Mitigas Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono memastian dentuman di Malang adalah thunderstorm. 

TRIBUNNEWS.COM - Teka-teki penyebab dentuman di Malang, Jawa Timur akhirnya terjawab.

Kabid Mitigas Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono memastian dentuman di Malang adalah thunderstorm.

"Akhirnya dgn tegas sampaikan bahwa dentuman di malang adalah thunderstorm," tulis Daryono di akun twitter @daryonoBMKG, Rabu (4/2/2021). 

Lantas, apa itu thunderstorm?

Dikutip dari laman BMKG, thunderstorm atau badai guntur adalah fenomena cuaca yang terjadi karena pelepasan muatan listrik dari awan cumulonimbus secara mendadak.

Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem BMKG Hari Ini, 4 Februari 2021: Waspada Hujan Lebat di 21 Wilayah

Pelepasan muatan litsrik ini ditandai dengan adanya hujan, angin kecang, kliat dan guruh.

Gerakan pelepasan muatan listrik menekan dan menabrak udara di sekitarnya sehingga menimbulan bunyi.

Berita Rekomendasi

Udara yang terkena gerakan listrik itu kemudian menabrak udara di dekatnya dan begitu selanjutnya.

Tingkatan Pembentukan Sel Thundestorm

Dalam pembentukan sel badai guntur terdapat tiga tingkatan yakni tingkat tumbuh (cumulus stage), tingkat masak atau dewasa (mature stage) dan tingkat punah (dying stage).

Terbentuknya thunderstome diawali dengan adanya gerakan udara naik untuk memisahkan muatan yang dibawa endapan.

Muatan positif (+) akan terbawa naik dan pada saat endapan turun muatan negatif (-) ikut turun sampai ke dasar awan.

Ketika muatan negatif bergerak turun dari dasar awan membentuk lorong perintis berlangkah, sementara permukaan tanah bereaksi membentuk luah penghubung, sementara permukaan tanah bereaksi membentuk luah penghubung.

Setelah itu menjadi jalur kilat (Lightning path) antara awan dan tanah dan terjadilah pelepasan muatan elektron secara terus-menerus yang mengalir ke tanah.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas