Polisi Dapatkan Petunjuk Baru Kasus Pembunuhan Keji Ki Dalang Anom Subekti, Motifnya Tetap Misterius
Sang pelaku, Sumani, juga sudah ditangkap namun polisi masih mendalami motif sebenarnya aksi pembantaian keji tersebut.
Editor: Choirul Arifin
Pendiri sanggar seni Padepokan Ongko Joto Anom dikenal sebagai seorang seniman sekaligus berbisnis gamelan, namun juga berkecimpung di seni pedalangan.
"Dia itu ketoke (sepertinya) hanya jual beli gamelan, yang jelas awalnya menyewakan gamelan. (Profesi dalang) arang-arang (jarang-jarang). Dia kan kan penasihat di Pepadi (Persatuan Pedalangan Indonesia) Rembang," kata Sigid.
Anom, sebutnya, memiliki sanggar bernama Padepokan Seni Ongko Joyo yang bebas digunakan untuk kegiatan seni budaya.
"Pak Bekti itu orangnya baik memberi nasehat, mernah-mernahke konco-konco dan orangnya fleksibel, sanggarnya bebas untuk latihan siapa saja, karawitan bebas, enggak bayar, disediakan gamelan pendopo, untuk kegiatan warga Rembang," terang dia.
Tribun Jateng melansir, dalang lainnya Ki Dalang Gondrong menilai sosok Anom Subekti sebagai dalang yang serba bisa.
Anom disebut menguasai berbagai kesenian tradisional seperti wayang kulit, wayang wong hingga ketoprak.
Tak hanya itu, Anom Subekti dikenal sebagai seniman yang suka berorganisasi dan aktif berkesenian. Selain di Dewan Kesenian dan Pepadi Rembang, almarhum juga tergabung di Lembaga Pembina Seni Pedalangan Indonesia (Ganasidi).
Anom diketahui pernah berdinas di Departemen Penerangan di era Presiden Soeharto.
"Beliau juga pedagang. Main gamelan bisa, bikin dan jual gamelan juga bisa. Gamelan yang saya pakai juga dari beliau," tutur Ki Gondrong, seperti dilansir dari Tribun Jateng.
Pembunuhan
Ki Anom Subekti bersama tiga anggota keluarganya ditemukan tewas di kediamannya, Padepokan Seni Ongkojoyo, Desa Turusgede, Kecamatan Rembang, Kamis (4/2/2021) sekira pukul 06.30 WIB.
Tiga anggota keluarga yang juga ditemukan tewas bersamanya ialah istrinya, Tri Purwati (53); putrinya, AS (12); dan cucunya, GLK (10).
Mereka tewas dengan luka lebam dan pendarahan di area kepala.
Hasil autopsi dari Tim Forensik Polda Jateng menunjukkan bahwa mereka berempat dihantam benda tumpul berulang kali saat masih tidur.
Suasana rumah Ki Anom Subekti yang tewas dibunuh bersama istri, anak dan cucunya di Rembang. Ini update kasusnya.
Dalam keterangan awalnya, polisi menduga bahwa pembunuhan empat orang satu keluarga ini dilatarbelakangi motif dendam.
Hal ini lantaran dalam penyelidikan awalnya polisi tidak menemukan adanya barang berharga milik korban yang hilang.
(Kompas.com/Tribun Jateng)