Kisah Pilu Kopda Edi Siswanto Awak KRI Nanggala 402 Ikut Seleksi Kapal Selam Demi Menjaga Sang Ibu
Duka menyelimuti keluarga Kopda Edi Siswanto, awak KRI Nanggala 402 asal Desa Sumberaji Kecamatan Sukodadi Lamongan Jawa Timur.
Editor: Adi Suhendi
Apa alasan ia sampai ikut seleksi di kapal selam? menurut Sukirman keberadaan kapal selam hanya ada di Surabaya.
Dan ketika lulus seleksi, Edi Siswanto bisa dekat menemani ibu.
"Kan kapal selam adanya di Surabaya, jadi adik saya pilih biar bisa dekat ibu," kata Sukirman yang dinas di Akmil Magelang ini.
Sayangnya, Edi harus menyelesaikan pengabdiannya sebagai prajurit TNI AL di KRI Nanggala 402 yang menjadi kebanggaannya.
Edi juga telah menyelesaikan pengabdiannya kepada sang ibu yang telah wafat kurang dari 100 harinya.
Sosok Kopda Edi Siswanto
Di mata Sukirman, Kopda Edi Siswanto adalah sosok adik yang tidak pernah membantah dan selalu berbagi bersamanya.
"Dia adik saya satu-satunya, waktu kecil ya sering mainnya dengan saya," kata Sukirman yang hanya selisih usia 8 tahun dengannya.
Dia itu, kata Sukirman, baik hati, murah senyum, dan tidak pernah membantah.
Sebelum dinyatakan gugur, ia dan istri Edi tidak mempunyai firasat apapun.
Saat telepon terakhir, Edi hanya mengatakan, jika akan layar.
Tapi tidak tahunya terjadi musibah itu.
Sukirman mengaku tetap berharap ada keajaiban untuk adiknya.
Baca juga: Cerita Istri Serda Purwanto dan Miniatur Kapal Selam KRI Nanggala 402 Buatan Suami
"Adalah harapan kecil itu. Sebab kalau dinyatakan meninggal sampai sekarang juga belum diketahui jasadnya. Jadi saya masih berharap adik saya selamat, " katanya.