Kisah Kiai Busyro Syuhada, Jawara Asal Banjarnegara Guru Silat Jenderal Soedirman
Pusara di sebuah lahan sempit yang berada di belakang masjid Desa Binorong, Kecamatan Bawang, Banjarnegara, menyimpan sebuah cerita sejarah.
Editor: Adi Suhendi
Tetapi Fuad tak mengetahui persis materi spesifik yang diajarkan kakeknya kepada Jenderal Soedirman.
“Yang diajarkan silat dan ilmu rohani,” kata Fuad, cucu KH Busyro Syuhada, Selasa (25/5/2021)
Jenderal Soedirman tak lama menimba ilmu di padepokan, hanya 21 hari.
Tetapi di waktu yang singkat itu, Soedirman benar-benar total belajar.
Keseriusannya ia buktikan dengan menetap atau tinggal di langgar padepokan.
Sehingga, ia bisa maksimal menyerap ilmu dari sang guru.
Sayang Fuad tak mengetahui cerita lebih lengkap perihal hubungan guru-murid Kiai Busyro dengan Jenderal Soedirman.
Baca juga: Ketua DPD PDIP Jateng Sebut Ganjar Pranowo Terlalu Berambisi untuk Nyapres
Hanya yang ia tahu, setelah berguru ke Mbah Busyro, Soedirman sempat berceramah pada acara gerakan kepanduan Hizbul Wathan di dataran tinggi Dieng, Kecamatan Batur, Banjarnegara.
“Habis di Banjar, dia diundang untuk ceramah Hizbul Wathan di Batur,” katanya
Guru Jenderal Soedirman ini jelas bukan orang sembarangan.
Busyro Syuhada adalah jawara silat yang kesohor di zamannya.
Ia memenangi banyak pertarungan dan sayembara di berbagai daerah.
Di antara pertarungan yang membuatnya kondang adalah ketika melawan seorang warga Belanda.
Pria Belanda itu mulanya sempat sesumbar.
Fuad menceritakan, ia menantang orang Indonesia yang paling kuat untuk melawannya.