Kejadian Tak Biasa Sebelum Menumpang KMP Yunicee, Niken Cium Pipi Sang Bunda
Niken merupakan karyawan yang teladan. Ia sudah bekerja selama 6 tahun sebagai penjaga tiket di Pelabuhan Gilimanuk.
Editor: Hendra Gunawan
“Jadi pelampung berserakan dibuang ke lautan. Saat itu mesin kapal sepertinya mati. Karena sempat di tengah laut sebelum miring kapal sempat (bersuara) dudut dudut, begitu,” ucapnya.
Tanpa berpikir Panjang, ia lalu menceburkan diri ke laut.
“Saya terjun ke lautan lalu berenang menuju arah Pelabuhan Gilimanuk,” ungkapnya.
Saat terjun ke lautan itu ia menyadari keberadaannya cukup jauh dari daratan.
Namun, ia tetap berenang dengan sekuat tenaga.
Dalam proses menyelamatkan diri tersebut, ia menemukan sebuah ember.
Sambil renang di tengah laut, ia mengikat ember tersebut sebagai pelampung dan melanjutkan usahanya mencapai daratan.
Ia kemudian bertemu dengan seorang anak kecil korban kapal tenggelam yang juga berusaha menyelamatkan diri.
Bersyukur anak tersebut sudah membawa pelampung, sehingga lebih mudah bagi dirinya untuk membantu bersama-sama menuju ke darat.
Setelah itu, ia kembali berenang dan bertemu dengan seorang perempuan yang meminta tolong sebab tidak bisa berenang.
Akhirnya perempuan tersebut juga diikat di badannya.
Mereka pun terombang-ambing di tengah laut menuju ke darat.
Ia menuturkan suasana sangat mencekam terombang-ambing di tengah ombak.
“Saat itu berada di tengah laut. Jadi ngelihat ombak itu seperti gunung (tinggi). Akhirnya saja diselamatkan nelayan sekitar sejam (terombang-ambing di tengah laut),” bebernya.
Dua orang yang coba diselamatkannya tersebut, salah satunya adalah Aurel usia 11 tahun.
Seorang lagi adalah perempuan asal Kelurahan Loloan, Jembrana.
9 Orang Dievakuasi di Gilimanuk
Sementara itu, Kapolres Jembrana AKBP I Ketut Gede Adi Wibawa memaparkan, ada sekitar sembilan orang penumpang yang berhasil dievakuasi tim SAR.
Sayangnya, dari sembilan orang penumpang itu ada enam meninggal dunia. Sedangkan tiga lainnya diketahui selamat.
“Ada enam, tiga meninggal dini laki-laki. Dan tiganya laki perempuan. Dan yang selamat ada tiga yang dievakuasi di Gilimanuk,” ucapnya Selasa 29 Juni 2021 malam.
Baca juga: Penyebab Tenggelamnya KMP Yunicee Diduga karena Gelombang Tinggi yang Mencapai 4 Meter
Kapolres Ketut menegaskan, bahwa untuk saat ini pihaknya masih terus melakukan koordinasi dengan pihak terkait.
Selain soal evakuasi, juga pendirian posko darurat.
Dimana fungsi posko untuk memberikan informasi kepada keluarga korban.
Sehingga keluarga korban meninggal dapat meminta informasi di posko itu sampai semua penumpang ditemukan.
Posko terletak di areal Pelabuha atau pos II kedatang kendaraan dari Ketapang ke Gilimanuk.
“Posko kami dirikan untuk memberikan informasi kepada keluarga. Jadi keluarga bisa langsung meminta informasi di posko yang berada di Pelabuhan Gilimanuk ini,” ungkapnya.
Data yang dihimpun, untuk korban meninggal dunia dua diantaranya merupakan pegawai ASDP.
Kemudian masyarakat umum.
Sedangkan korban selamat dalam peristiwa itu ada seoran anak perempuan berusia 11 tahun bernama Aurel.
Korban selamat lainnya bernama Eko Setiawan dan Usniadi.
Keberadaan korban selamat masih dalam perawatan di Puskesmas Gilimanuk. (Surya /Tribun Bali/I Made Ardhiangga Ismayana)
Baca juga: Viral Wanita Bareng Anak Berangkat Kondangan Dijemput Suami Pakai KRL, Begini Kisahnya
Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Curhatan Ibunda Korban KMP Yunicee saat Bupati Ipuk Takziyah: Tak Biasanya Niken Cium Pipi Saya