Gadis Disabilitas di Bima Dirudapaksa Oknum Staf Desa, Kini Hamil 9 Bulan, Kasusnya Mandek
Seorang gadis penyandang disabilitas berusia 18 tahun di Kabupaten Bima menjadi korban rudapaksa oknum pegawai kantor desa.
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNNEWS.COM - Nasib malang menimpa seorang gadis penyandang disabilitas berusia 18 tahun di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ia menjadi korban rudapaksa oleh oknum pegawai kantor desa berinisial CT.
Kasus tersebut telah dilaporkan pihak keluarga korban ke pihak kepolisian.
Namun, kasus tersebut mandek dengan alasan tak cukup bukti.
Akibat perbuatan bejat pelaku itu, kini korban hamil sembilan bulan.
Kasus tersebut telah dilaporkan pihak keluarga ke Polres Bima Kota, 15 Agustus 2021.
Tetapi hingga saat ini penanganan kasus tersebut belum ditingkatkan ke tahap penyidikan.
Pihak Polres Bima Kota sempat menangkap dan menahan terduga pelaku CT.
Tetapi menurut informasi keluarga korban, terduga pelaku sudah dilepas karena kepolisian belum memiliki cukup bukti.
Baca juga: Baru Jadian Sehari, Siswi SMA di Kupang Nyaris Dirudapaksa Kakak Kelas, Korban Terus Memberontak
Baca juga: ABG 15 Tahun Nyaris Dirudapaksa Pria Kenalannya, Pura-pura Turuti Keinginan Pelaku Lalu Kabur
Keluarga korban pun mempertanyakan penanganan kasus tersebut.
Mereka kecewa kasus kekerasan seksual yang menimpa saudaranya belum juga dituntaskan.
"Kami tuntut keadilan. Minta terduga pelaku diproses secara hukum," pinta Hajrika, ipar korban kepada wartawan.
”Pihak keluarga minta keadilan dengan kasus yang tidak jadi lanjut ke tahap penyidik. Kami minta pelaku diproses secara hukum,” kata Hajrika, salah seorang anggota keluarga pada TribunLomok.com, Senin (1/11/2021).
Hajrika mengaku pihak keluarga korban sudah menerima surat pemberitahuan perkembangan hasil penyelidikan (SP2HP).
Dalam SP2HP tertanggal 1 Oktober 2021, tertulis alasan penyidik belum melanjutkan kasus tersebut karena belum cukup bukti.
”Dari polisi bilang kasus belum bisa naik ke penyidikan karena saksinya masih kurang,” katanya.
Kepolisian, kata Hajrika, akan melanjutkan proses penyelidikan bila mereka menemukan fakta-fakta baru atau saksi lain dalam kasus tersebut.
Terkait kronologi kasus, Hajrika menuturkan, keluarga baru mengetahui jika korban menjadi korban pemerkosaan setelah perutnya membesar.
Baca juga: Bocah Laki-laki di Banyuasin Dilecehkan Remaja 17 Tahun, Modus Diajak Menonton Tari India
Kala itu diperkirakan usia kandungan mencapai enam bulan.
Setelah ditanya keluarga, korban pun mengaku dia telah dirudapaksa oleh pelaku berinisial CT, seorang pegawai kantor desa setempat.
”Sekarang korban tidak berani keluar rumah, usia kandungan mungkin sekitar sembilan bulan,” kata Hajrika.
Insiden tersebut terjadi sekitar bulan Maret 2021, saat itu korban baru pulang dari sungai.
Saat melewati rumah CT, korban ditarik hingga masuk ke dalam kamar dan diduga disetubuhi pelaku di sana.
”Korban katanya berusaha melawan tetapi diancam oleh pelaku,” tutur Hajrika.
Kasus tersebut baru diketahui keluarga setelah melihat perut korban membesar dan dinyatakan hamil.
Keluarga kini sangat kasihan melihat kondisi korban.
Selama ini dia kerap menjadi korban bullying teman-temannya, termasuk saat duduk di bangku SMP.
Sehingga dia pun tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA.
Sekarang dia menjadi korban pemerkosaan laki-laki tidak bertanggung jawab.
Di sisi lain, kepolisian pun belum menaikkan kasus tersebut ke tahap penyidikan.
”Keluarga hanya ingin minta keadilan untuk adik kami ini,” tandasnya.
Baca juga: Lecehkan 3 Anak di Bawah Umur, Pria 53 Tahun di Jakbar Diciduk Polisi, Modus Diajak ke Tempat Sepi
Terkait kasus ini, Kapolres Bima Kota AKBP Henry Novika Chandra yang dikonfirmasi belum menjelaskan secara detail apakah kasus tersebut dihentikan atau tidak.
Sebab mereka melakukan gelar perkara kasus tersebut di Polda NTB.
”Biar konformasi ke humas atau ke polres karena masih harus digelarkan di polda, terimakasih,” katanya, singkat via WhatsApp, Senin (1/11/2021).
Informasi yang didapatkan TribunLombok.com, kasus tersebut sudah ditangani Polres Bima Kota. Penyidik telah meminta keterangan saksi-saksi.
Tapi sejauh ini baru ada keterangan pihak korban saja. Tidak ada keterangan ataupun petunjuk pendukung lainnya.
Sehingga kepolisian tidak bisa melanjutkannya ke tahap penyidikan.
Dengan catatan, kasus akan dilanjutkan jika ada fakta-fakta baru terkait kasus tersebut.
Artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Gadis Difabel Dirudapaksa Oknum Staf Desa hingga Hamil 9 Bulan di Bima, Kasusnya Dihentikan Polisi