Sanggar Belajar Sima Cakra di Boyolali, Upaya Menanamkan Semangat Belajar dan Kepedulian
Drumband Sima Cakra ini merupakan satu dari sejumlah program Sanggar Belajar Sima Cakra. Sanggar yang berdiri pada 2018 ini fokus pada pendidikan.
Penulis: Daryono
Editor: Tiara Shelavie
Misalnya yang pengurus atau anggota yang memiliki usaha, didorong untuk mengembangkan usahanya.
“Di antara pengurus ada yang usaha sirup jahe, usahanya kita dorong. Usaha ikan cupang, bisnis cupangnya kita dorong,” bebernya.
Agar terus berkembang, di setiap kepengurusan diminta untuk melahirkan satu program unggulan.
Hal ini juga edukasi agar para pengurus berkembang, tidak sekedar melaksanakan ide yang lahir dari Ukir.
“Saya ingin Sima Cakra itu mrnjadi pioner. Contoh program beasiswa. Saat belum ada yang berani memberi beasiswa, kita adakan program beasiswa. Jadi, supaya anak-anak ini (pengurus Sima Cakra,-red) pemikirannya berkembang, tidak bergantung dengan saya,” jelas alumni jurusan Teknik Kimia Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta ini.
Ukir mengatakan, dirinya menanamkan kepada para pengurus Sima Cakra agar ikhlas dalam menjalankan tugas-tugasnya di Sima Cakra.
"Saya katakan ke mereka, 'kamu di Sima Cakra tidak dapat untung, justru keluar biaya dan capek. Tapi kalau kamu ikhlas, saya jamin hidupmu akan baik.'. Itu yang saya tanamkan," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Sanggar Belajar Sima Cakra periode 2021-2022, Noviyati Rahmasary mengatakan melalui Sima Cakra dirinya merasakan adanya rasa kebersamaan dan juga menikmati hasil ketika usaha bersama menuai hasil.
“Awalnya ya sekedar ikut. Setelah di Sima Cakra ini saya merasakan, oh ini rasanya kebersamaan, rasanya kita menikmati hasil kerja kita. Ya udah sampai sekarang berproses hingga akhirnya dipercaya jadi ketua,” katanya.
Novi sendiri baru terpilih sebagai ketua untuk kepengurusan generasi kedua pada September lalu.
Baca juga: Pria di Wonogiri Rela Sisihkan Gaji hingga Setia Nonton Kick Andy Demi Dapat Buku untuk Sanggarnya
Terkait program unggulan di kepengurusannya kali ini, Novi mennyatakan saat ini ia masih mempersiapkannya.
“Nanti akan program unggulan dari generasi kedua. Ini masih dipikirkan dulu karena masih penyesuaian,” ujar mahasiswa semester 5 ini.
Disinggung kendala dalam mengurus Sima Cakra, Novi mengatakan tantangannya adalah soal komunikasi dan manajemen waktu.
“Tantangannya lebih ke komunikasi, kadang komunikasi masih kurang baik. Selain itu, pengurus juga banyak yang kerja. Jadi misal kumpul, waktunya disesuaikan. Lebih banyak malam dan di akhir pekan,” pungkasnya.
(Tribunnews.com/Daryono)