Kapolres Bantul Bantah Tagar Yogya Tidak Aman karena Kasus Klitih, Ungkap Bukti Malioboro Ramai
Fenomena klitih atau aksi kejahatan jalanan di Daerah Istimewa Yogyakarta tengah ramai diperbincangkan publik, ini tanggapan Kapolres Bantul.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
"Di Malioboro juga sangat ramai, itu menandakan bahwa Jogja tetap aman, tetap berhati nyaman," kata Ihsan.
"Apalagi di Bantul, kami jamin untuk kasus-kasus seperti ini Insyaallah sudah kami antisipasi," sambungnya.
Dia mengatakan, antisipasi terhadap kejahatan jalanan di Bantul selama ini sudah dilakukan anggota Polri dengan mengedepankan langkah-langkah preemtif, preventif, dan represif.
"Kami punya 'blue light patrol' yang selalu patroli setiap malam, bahkan saya pimpin sendiri."
"Kami juga ada tim ke sekolah-sekolah untuk razia kendaraan bagi pelajar maupun razia barang bawaan dan tas bersama dengan guru," katanya.
Lebih lanjut, Kapolres Bantul juga mengatakan, institusinya telah membentuk tim pemburu kejahatan atau crime hunter.
Hal ini dalam rangka menghadapi Tahun Baru 2022 guna memberikan jaminan bahwa Bantul tetap aman dan kondusif.
"Kami juga ada tim Kasatreskrim. Dalam satu bulan ini sudah mengungkap pelaku kejahatan jalanan 25 orang yang sudah kami rilis sebelumnya, jadi tidak perlu takut, kami berikan jaminan bahwa Bantul aman dan kondusif," katanya.
Baca juga: Dulunya Pelaku Klitih Hanya Serang Sekolah, Kini Dipakai untuk Tindak Kriminal
Pengertian Klitih
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, di media sosial Twitter tengah ramai tagar #SriSultanYogyaDaruratKlitih dan #YogyaTidakAman karena adanya fenomena klitih.
Kedua tagar tersebut ramai dibicarakan oleh warganet dikarenakan adanya aksi kejahatan jalanan atau klitih di Yogyakarta.
Lantas, apa itu sebenarnya klitih?
Dilansir TribunnewsWiki.com pada 30 Januari 2020 lalu, terdapat pengakuan remaja pelaku aksi klitih yang terjadi di Yogyakarta pada saat itu.
Menurut pengakuan remaja tersebut, aksi klitih ini tidak ada motif lain selain untuk bersenang-senang.