Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sejarah Majalengka di Relief Sepanjang 30 Meter, dari Masa Kerajaan Talaga hingga Zaman Kolonial

Fragmen pertama, menceritakan tentang masa Kerajaan Talaga sebagai salah satu kerajaan besar yang tercatat dalam naskah tua Bujangga Manik.

Editor: cecep burdansyah
zoom-in Sejarah Majalengka di Relief Sepanjang 30 Meter, dari Masa Kerajaan Talaga hingga Zaman Kolonial
TRIBUNCIREBON/EKI YULIANTO
TAMAN SEJARAH - Warga mengunjungi Taman Sejarah di kawasan Bunderan Munjul, Kabupaten Majalengka, Senin (10/1). Sejak diresmikan Bupati Majalengka, Karna Sobahi, Kamis (6/1) lalu, taman ini tak pernah sepi. 

Fragmen pertama, menceritakan tentang masa Kerajaan Talaga sebagai salah satu kerajaan besar yang tercatat dalam naskah tua Bujangga Manik.

"Di relief tersebut dikisahkan masa kekuasaan seorang Ratu Talaga Nyi Mas Simbar Kancana dan penggambaran kehidupan rakyatnya yang bercocok tanam. Juga terdapat peninggalannya seperti gong Renteng dan meriam cetbang," ujarnya.

Fragmen kedua berkisah tentang perjuangan Ki Bagus Rangin sebagai tokoh pahlawan dari Majalengka, sementara fragmen ketiga menceritakan tentang pembentukan Kabupaten Maja pada 5 Januari 1819 yang menjadi cikal bakal Kabupaten Majalengka saat ini.

Pada fragmen keempat, kisah beralih ke masa perpindahan Pemerintahan Kabupaten Maja ke Sindangkasih tahun 1840.

"Fragmen kelima berisi cerita pada Bupati Majalengka ke-2 yang dijabat oleh RAA Kertadiningrat. Saat itu terjadi peristiwa penting yaitu dibangunnya pendopo Majalengka yang dirancang oleh pelukis kelas dunia Raden Saleh dan sempat juga melukis bupati RAA Kertadiningrat," ujarnya. 

Cerita tentang masa kolonial Belanda dikisahkan pada fragmen keenam, yakni masa pembangunan infrastruktur seperti pembangunan pabrik gula yang ada di Kadipaten dan Jatiwangi.

"Ada juga cerita tentang pesta panen tebu atau badirian, juga dermaga Sungai Cimanuk yang terkenal sekitar tahun 1860," katanya.

BERITA REKOMENDASI

Pada relief juga terdapat gugunungan yang tingginya mencapai tujuh meter. Menurut Nana, gugunungan yang biasa dilihat pada dunia perwayangan ini memiliki makna tersendiri di Taman Sejarah Majalengka ini.

"Gugunungan itu artinya bahwa di situ sedang menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Majalengka pada masa lalu. Gugunungan juga menggambarkan bahwa orang yang berada di bawahnnya dilambangkan sebagai makhluk yang tak berdaya. Ada Zat yang mengatur kehidupan mereka di atas," ujarnya.

Dibangun sejak 2021 lalu, Taman Sejarah diresmika Bupati Majalengka, Karna Sobahi, Kamis (6/1). Sejak dibuka, taman ini selalu dipenuhi pengunjung.(Eki Yulianto)

Baca juga: Bobotoh Geulis Berharap Bruno dan da Silva Langsung Acak-acak Pertahanan Bali United

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas