Dosen di Langsa Aceh Temukan Bunker, Ada Botol Miras Diduga Milik Serdadu Belanda
Ketika pinggiran Sungai Tamiang direnovasi oleh excavatot/beko, nampak sejumlah bungker dan botol bekas peninggalan Belanda itu
Editor: Eko Sutriyanto
Mayatnya dikuburkan di muka SDN 1 Sungai III Arong Gajah dekat Peukan Seruway.
Tetapi di lokasi kuburan itu sudah dibangun gedung baru SDN berlantai 2 dan kuburannya tidak nampak lagi.
Untuk mengenang sejarah tangsi militer di Dusun Punti dari peninggalan kolonial Belanda itu.
Tim Dosen Kajian Sejarah Universitas Samudra hanyalah mengulas sedikit penyerangan dari pasukan gerilyawan Aceh pimpinan Nyak Makam dan Tuanku Hasyim.
Tatkala mereka bertugas di Pantai Timur tempo dulu di bawah pimpinan Panglima Teuku Nyak Makam.
Pada 18 Desember 1885 dengan kekuatan 50 orang prajurit siap tempur merebut Tangsi Militer Belanda di Seuruway, setelah berhasil dipancing untuk keluar dari markasnya.
Baca juga: Harta Kekayaan Laksdya TNI Agung Prasetiawan, Pangkoarmada yang Pernah Komandani 5 Kapal Perang
Pada tanggal 29 Desember 1885, waktu tengah malam pasukan Aceh yang dipimpin langsung oleh Teuku Nyak Makam sendiri menggempur Seuruway.
Tangsi ini dipertahankan 300 serdadu Belanda yang lengkap dengan kaveleri, arteleri termasuk pos-pasukan marinir.
Sembari itu, juga pasukan Aceh berhasil mengobrak-abrik rumah penjara/tahanan di Seuruway, selain kepala penjaranya sendiri dan beberapa orang serdadu Belanda gugur kala itu. .
Bulan Juni 1891, pasukan pejuang Nyak Makam yang diperkuat oleh Panglima Perang Umar dan Nyak Ulim dari Meureudu kembali menggempur tangsi militer Belanda di Tamiang.
Dengan kekuatan 125 orang Prajurit Sabilillah dilengkapi persenjataan modern, melakukan penyerangan-penyerangan terhadap patroli Belanda di sekitar Seruway (1891).
Sejak tahun 1892 sampai 1895, sebagian besar wilayah Tamiang dan berhasil memblokade patroli serdadu Belanda oleh pasukan Teuku Nyak Makam sehingga banyak pasukan Kolonial Belanda di kala peperagan Aceh itu menderita kekalahan dan banyak pasukan Belanda yang mengalami korban jiwa.
"Pejuang Aceh waktu itu juga mengobrak-abrik kampung warga Tionghoa dekat Tangsi Militer Belanda di Seuruway," tutupDr. Usman Ibrahim, M.Pd. (*)
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Dosen Unsam Langsa Temukan Tangsi Militer Belanda di Seruway Tamiang, Ulas Penyerangan Pasukan Aceh