Pengurangan Masa Karantina di Bali Disambut Gembira Pelaku Bisnis Pariwisata
Formula booking bagi market Eropa, terutama pada musim panas nanti, kebanyakan pattern booking untuk liburan harusnya sudah dimulai pada Maret.
Editor: cecep burdansyah
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Ketua Bali Tourism Board (BTB), Ida Bagus Agung Partha Adnyana menanggapi positif pasca pemerintah pusat memangkas masa karantina wisman ketika berkunjung ke Bali.
Menurutnya, Pemerintah selama ini sudah melihat beberapa parameter, di antaranya faktor kesehatan sudah mulai terkendali.
"Terbukti BOR (bed occupancy rate) kita di Bali hanya 32 persen yang ICU. Untuk BOR 45 persen sudah menurun semua. Pemerintah pusat akhirnya menurunkan masa karantina menjadi 2 malam 3 hari," ungkapnya, Selasa (15/2).
Ia tentunya sangat mengapresiasi langkah-langkah Pemerintah yang mengurangi masa karantina untuk wisman menjadi salah satu kunci mendatangkan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) ke Bali.
Ketua Dewan Pengurus Daerah Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (DPD ASITA) Bali, I Gede Putu Winastra juga mengungkapkan pendapatnya terkait pengurangan masa karantina untuk wisman.
"Kami asosiasi menyambut baik dengan adanya penurunan masa karantina dan bakal dihapus. Kalau menurut saya anggaplah 1 April 2022 akan ada penghapusan karantina lebih bagus ada di-official-kan sehingga kami di komponen pariwisata bisa benar-benar bergerak melakukan sounding ke luar negeri," kata Winastra.
Jika hal tersebut terjadi, ia akan melakukan komunikasi dengan partner atau agen pariwisata, juga pada penerbangan di luar negeri agar dapat membuat jadwal terbang ke Bali.
"Daripada sekarang aturannya begini terus dua minggu lagi berubah akan timbul keraguan. Justru yang kita harapkan, kita tidak mau sekarang aturan begini dan langsung siap. Justru kami harap ada preparation yang bagus. Misalnya 1 April tidak akan ada lagi karantina. Official ini akan memberi kepastian dan jaminan kepada kami pelaku wisata untuk bisa bergerak," tambahnya.
Formula booking bagi market Eropa, terutama pada musim panas nanti, kebanyakan pattern booking untuk liburan harusnya sudah dimulai pada Maret.
"April masih ada waktu sehingga ada kepastian untuk mereka booking Juni, Juli, September, Agustus sehingga tidak terlambat kita antisipasinya. Selain itu juga masalah e-visa kita berharap ada semacam aturan yang lebih mudah sehingga tidak 'njelimet' orang meng-apply visa. Kalau menurut kami, kalau tidak ada visa on arrival, tetapi visa bisa di-apply wisman dari negaranya. Mereka bisa bayar langsung di sana tanpa melalui sponsor lokal," tandasnya.
Ia memprediksi, justru dengan kebijakan tersebut kunjungan pasti meningkat karena partner di luar negeri menyampaikan ketika masih ada karantina mereka tidak begitu tertarik menjual destinasi. Sedangkan destinasi lain sudah buka tanpa ada karantina.
"Saya kira kesiapan Bali menerima wisman di tengah pandemi Covid-19 kami sudah sangat siap. Karena kita flasback bahwa implementasi prokes di Bali ini sangat luar biasa. CHSE sudah lebih dari 2 ribu industri. Vaksinasi di Bali yang dosis pertama sudah 100 pesen. Kedua juga dan sekarang booster," jelasnya.
Ia menyatakan, buktinya di beberapa negara sudah banyak turis datang, misalnya di Phuket, dari tahun 2021 banyak turis yang berdatangan. Dan mereka mulai membuka destinasi pariwisata juga di beberapa kota. Ini mencerminkan ada kepenatan bagi orang-orang untuk melakukan perjalanan.
Terkait aturan tersebut, Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Bali, Tjokorda Bagus Pemayun mengaku pihaknya menyambut baik adanya perubahan aturan tersebut. Menurut dia, perubahan aturan tersebut merupakan bagian dari angin segar bagi pelaku pariwisata. "Pertama ini kan kalau kami dari sektor pariwisata itu angin segar bahwa karantina dari 3 hari menjadi 2 malam," katanya, Selasa.
Mantan Karo Ekbang Pemprov Bali ini juga mengaku bahwa perubahan aturan ini merupakan jawaban dari harapan para komponen pariwisata Bali yang menginginkan perubahan aturan karantina.
"Ini sangat menarik bagi calon wisatawan untuk lebih bersemangat lagi datang ke Bali, apalagi selama ini teman-teman komponen pariwisata sudah menyuarakan kalau bisa karantina itu berkurang seiring dengan perkembangan yang diinginkan," paparnya.
Sehingga, pihaknya optimistis dengan perubahan aturan karantina ini membuat Bali semakin ramai dikunjungi oleh wisatawan mancanegara (wisman). "Tyang optimistis nike, jadi Bali semakin menarik untuk didatangi," tegasnya.
Di sisi lain, sebelumnya tren penurunan kasus konfirmasi Covid-19 di Indonesia ini sudah berlangsung selama dua kali sejak dominasi penyebaran varian Omicron akhir Januari 2022.
Dilansir dari website resmi Sekretariat Kabinet, pemerintah akan melakukan penyesuaian kebijakan karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Aturan karantina dari luar negeri akan lebih longgar bagi PPLN yang telah melakukan vaksinasi booster. (sar/gil)
Baca juga: Singapore Airlines Mendarat di Bandara Ngura Rai Rabu Ini, Bawa 100 Penumpang Turis Asing