Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Chef yang Diputus Kontrak dari Pekerjaannya Malah Sukses Jadi Juragan Bebek Goreng

Kini Boni memulai bisnis kuliner bebek goreng dengan ciri khas perpaduan rasa Surabaya dan Madura.

Editor: cecep burdansyah
zoom-in Kisah Chef yang Diputus Kontrak dari Pekerjaannya Malah Sukses Jadi Juragan Bebek Goreng
TRIBUN BALI/ I PUTU SUPARTIKA
Boni Rahadianto, Masterchef yang diputus kontrak dari pekerjaannya di sebuah kafe di Bali, sukses jadi juragan bebek yang jualannya laris manik. 

“Ciri khas dari bebek Surabaya itu adalah dibumbu kuning. Bumbu ini yang menandakan bebek Surabaya. Kalau bebek Madura ialah ada serundeng atau saur. Nah di bebek saya ini saya mengkombinasikan antara bumbu kuning Surabaya dengan saur atau serundeng Madura. Sehingga rasanya mantap,” paparnya.

Boni mengaku, untuk menu ayam kampung goreng juga menggunakan bumbu kuning. Dan ada bumbu ayam Taliwang.

Penjualannya, kata dia, bebek goreng paling ramai ialah di hari kerja, Senin hingga Jumat yang bisa mencapai enam hingga delapan ekor per hari.

Baca juga: Sedang Nyaman di Jerman, Habibie Dipanggil Soeharto dan Mendarat Saat Jakarta Membara (1)

Sedangkan di akhir pekan paling hanya lima ekor. Sedangkan ayam kampung goreng paling di hari kerja sekitar dua atau tiga ekor, dan di akhir pekan satu atau dua ekor saja.

“Per porsi ayam pakai nasi Rp 23 ribu dan bebek pakai nasi Rp 25 ribu. Bahan baku bebek di Jembrana sudah ada pengepulnya yang dibeli dari Blitar Jawa Timur. Jadi tidak kesusahan bahan baku. Dan ayam kampung juga tidak terlalu susah,” jelasnya.

Boni berharap pandemi segera berakhir dan ekonomi Bali bisa kembali pulih. Meskipun demikian, dia mengaku tidak berencana kembali menjadi chef karena ingin fokus mengembangkan bisnis yang sudah digelutinya ini.

Ia mengaku akan ada inovasi-inovasi yang akan dikembangkan. Sepeti salah satunya ialah bebek kelopo yang memadukan kelapa dengan bebek.

Berita Rekomendasi

“Kalau orang Surabaya pasti tahu sate ondomohen. Nah, kalau sate itu kan dengan sapi. Saya ingin inovasi dengan bebek,” bebernya.

Boni menambahkan, dia merupakan lulusan SHS Surabaya. Kemudian. Dia sudah bergelut dengan kuliner sejak 2001-an. Kemudian ia bekerja di sebuah kafe di Surabaya selama lima hingga enam tahun. Selanjutnya dia bekerja di kafe lagi sebagai pelayan selama dua tahun.

Kemudian, dia pindah ikut kapal Phinisi dengan berkeliling Indonesia, dan menjadi cook atau asisten chef, dan menjadi chef cook selama dua tahun.

“Terus saya ikut orang Italia ditawarin sebagai chef di Pulau Komodo Labuan Bajo NTT dua tahun menjadi head chef, mengurusi segala macam terkait dapur. Baru pada 2012 saya menikah dengan orang Pulukan dan pindah ke Bali,” imbuhnya.

Di Bali, katanya, dia pernah bekerja di hotel bintang lima di Sanur, Denpasar. Kemudian, di restoran di salah satu mall di Jalan Raya Pantai Kuta, dan hotel bintang lima di Kuta hingga terkahir di kafe bintang lima di Tibubeneng hingga pandemi terjadi dan dirinya diputus kontrak setahun lalu. (i made ardhiangga)

Baca juga: Wakil WaliKota Tegal Masuk Daftar Penerima Bansos

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas