VIRAL Pedagang di Lampung Barat Buang 1.500 Kilogram Tomat, Ini Fakta-Faktanya
Pria berusia 32 tahun itu mengatakan, tidak pernah bermaksud untuk membuang tomat-tomat tersebut
Editor: Eko Sutriyanto
Meskipun mengalami kerugian, ia tetap menampung hasil panen tomat dari para petani.
"Kalau gak diambil kasihan petaninya, sementara pas mahal kita juga dikasih," ujarnya.
"Jadi, pas harga murah juga kita harus bantu mereka juga," terus dia.
Marwan berterus terang, jika kejadian seperti ini kerap terjadi di tiap panen raya.
"Banyak yang panen, pasar gak mampu menampung, ya akhirnya kebuang," kata dia.
Marwan membeberkan, fenomena tersebut tak hanya dialami dirinya.
"Merata terjadi hampir di seluruh wilayah Lampung Barat," bebernya.
Berkenaan dengan harga tomat yang anjlok, dirinya tak mau menyalahkan pemerintah.
"Harusnya kita ini menyadari, kalau harga sayuran itu gak bisa diatur sama pemerintah," ujarnya.
Baca juga: Mobil Otomatis Milik Toyota Kecelakaan Saat Uji Coba, Atlet Jepang Terluka Hingga Dirawat 2 Hari
"Itu semua tergantung dari perbandingan antara stok barang dengan permintaan," tambah Marwan.
Soal harga, menurutnya ditentukan oleh hukum permintaan dan penawaran.
"Kalau untuk pemerintah, mungkin bisa memberlakukan kebijakan pascapanen," katanya.
"Sementara ini kan hanya buat ke pasar, gak ada yang ke pabrik gitu," imbuh dia.
Inilah yang menurutnya masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkab Lampung Barat.