Wabah Penyakit Mulut dan Kuku Telah Menyebar di 15 Kecamatan di Lamongan Jatim
15 kecamatan di Kabupaten Lamongan Jawa Timur kini telah terkena wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN - 15 kecamatan di Kabupaten Lamongan Jawa Timur kini telah terkena wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
Data tersebut berdasarkan data terakhir dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Lamongan per tanggal 20 Mei 2022.
Diketahui bahwa dari sebaran wilayah penularan PMK yang ada, kini telah merambah ke 15 kecamatan di Lamongan, meliputi Kecamatan Tikung, Kembangbahu, Sarirejo, Turi, Mantub, dan Ngimbang.
Kemudian juga Kecamatan Sugio, Lamongan, Modo, Paciran, Sambeng, Solokuro, Babat, Sukorame, serta Sukodadi. Dari total populasi ternak yang berjumlah 622, terdapat 433 yang telah terjangkit.
Baca juga: Tangani Penyebaran Virus PMK, Kementan Perketat Pengawasan Lalu Lintas Hewan
Jumlah itu meningkat jika dibandingkan dengan data sebelumnya per tanggal 16 Mei 2022.
Saat itu ada 186 ternak terjangkit, yang mana 73 di antaranya sembuh dan 6 mati. Selain itu, penularan pun tersebar ke 11 Kecamatan di Lamongan.
"Iya, ternak di Lamongan yang tertular PMK meningkat, ada tambahan di 4 kecamatan, yakni Solokuro, Babat, Sukorame, dan Sukodadi. Dari 622 populasi, ada 433 ternak yang tertular," ujar Kadis Kominfo Lamongan, Sugeng Widodo kepada Surya.co.id, Sabtu (21/5/2022).
Menurut Sugeng, meski angka penularan di Lamongan terjadi lonjakan, namun angka kesembuhan juga meningkat. Dari sebelumnya ada 73 ternak yang sembuh, saat ini tercatat ada 86 ternak yang sembuh.
Baca juga: Pastikan Bebas dari PMK, Mentan Tinjau Peternakan Sapi di Banten
"Dari 433 ternak yang terserang PMK, 86 di antaranya sembuh, 6 mati, 32 dijual, dan 4 dipotong paksa. Jadi hari ini masih ada 305 ternak yang masih sakit. Yang masih sakit itu, paling banyak ada di Kecamatan Tikung," ungkapnya.
Dengan naiknya angka kesembuhan itu, Sugeng menyebut, kasus PMK ini masih relatif terkendali. Bahkan, tambahnya, sapi-sapi yang sebelumnya mengalami pengurangan nafsu makan dan tidak bisa berdiri, saat ini sudah mulai membaik.
Terkait meningkatnya wabah PMK yang menyerang ternak ini, Sugeng mengatakan, hal ini disinyalir karena penularan PMK ini terbilang sangat mudah.
"Karena penularannya sangat mudah, bisa airborne. Oleh sebab itu, deteksi dini sangatlah penting," katanya.
Baca juga: Menko PMK: Pemerintah Secepatnya Hentikan PPKM
Sugeng memastikan, bahwa Pemkab Lamongan bersama instansi terkait lainnya terus melakukan langkah-langkah pencegahan dan upaya penanganan terhadap wabah PMK di Lamongan.
Adapun langkah-langkah itu, mulai dari penutupan pasar hewan, penyemprotan desinfektan di lingkungan RPH, kandang ternak dan kendaraan pengangkut, pengobatan ternak yang terjangkit dan bergejala, pemberian vaksin, hingga membuat posko.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.