Diancam akan Dibunuh Putrinya, Eti Terpaksa Tidur Bareng Jenazah Cucunya yang Masih Berumur 5 Bulan
Eti mengaku diancam akan dibunuh oleh anaknya jika ketahuan membocorkan informasi jika cucunya sudah meninggal.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Eti Suharti Basri (47) terpaksa tidur bersama jenazah cucunya berinisial ADO yang masih berusia 5 bulan karena takut diancam akan dibunuh oleh putrinya sendiri, Eka.
Sebelumnya sesosok mayat bayi berusia 5 bulan berinisial ADO ditemukan dalam kondisi membusuk di sebuah rumah di Jalan Siwalankerto Tengah, Siwalankerto, Wonocolo, Surabaya, Sabtu (25/6/2022) malam.
Saat ditemukan, kondisi mayat itu sudah menghitam masih mengenakan kaus kutang dan pampers.
Tubuh korban ADO telentang di atas lapisan kain dan dikelilingi beberapa bantal berukuran kecil.
Baca juga: Bukannya Segera Dikubur, Pasutri di Surabaya Tinggalkan Mayat Bayi Berumur 5 Bulan di Rumah
Saat penemuan mayat itu, orang tua korban berinisial RI dan EA sedang menghadiri acara di Yogyakarta, Jumat (24/6/2022).
Hasil penyelidikan kepolisian, bayi tersebut sebenarnya sudah tewas sejak Selasa (21/6/2022).
Artinya, lima hari sebelum dilaporkan oleh sang nenek Eti Suharti Basri (47) kepada warga atau para tetangga hingga pihak kepolisian melakukan penyelidikan, pada Sabtu (25/6/2022) malam.
Korban diduga dianiaya oleh ibu kandungnya sendiri, Eka.
Keberadaan mayat itu pertama kali dilaporkan oleh Eti Suharti Basri, nenek dari sang bayi kepada warga setempat.
Eti sudah tidak tahan dengan aroma tak sedap dari mayat cucunya.
Ketua RT setempat, Mashuri mengatakan orang tua dan nenek korban sudah mengetahui kematian korban.
Tapi orang tua korban sempat berpesan kepada sang nenek agar merahasiakan kematian korban dari siapapun.
"Mungkin nenek korban sudah tidak kuat dengan baunya. Akhirnya neneknya menginformasikan kepada warga," kata Mashuri.
"Kami telah memeriksa sejumlah saksi," ujar AKP Ristitanto, Kanitreskrim Polsek Wonocolo kepada SURYAMALANG.COM, Minggu (26/6/2022).
Baca juga: FAKTA Bayi 5 Bulan Tewas Dianiaya Ibunya: Jengkel Dengar Tangisan, Jasad Ditemani sang Nenek 5 Hari
Diancam akan Dibunuh
Eti mengungkapkan alasan dirinya terpaksa bungkam selama kurun waktu itu, untuk merahasiakan kematian sang cucu keduanya.
Eti mengaku diancam akan dibunuh oleh anaknya jika ketahuan membocorkan hal tersebut kepada orang lain.
Dia menduga tersangka takut jika dirinya membongkar kondisi sebenarnya sang cucu kepada para tetangga atau pihak kepolisian, maka rencana tersangka untuk berlibur dengan menghadiri acara kantor suaminya di Gunung Kidul, DI Yogyakarta, mulai Jumat (24/6/2022) hingga Minggu (26/6/2022), bakal berantakan.
Kondisi sang cucu yang sudah tewas lantaran sepanjang hari tanpa rengekan dan gerakan laiknya bocah bayi sudah disadari oleh Eti, saat hendak memandikan sang cucu, pada Rabu (22/6/2022).
"Saya takut sama Eka, (mau) dibunuh. Eka sudah ngancam saya, 'mbah eti ojo ngomong disek. Meneng. Ngenteni aku sampai muleh'. (diancam dibunuh) iya. Ya saya di dalam (rumah) terus enggak keluar," ungkap Eti saat ditemui TribunJatim.com, di kediamannya, Minggu (26/6/2022).
Selama kurun waktu itu, Eti mengaku dirinya terpaksa harus tidur di samping jenazah sang cucu.
Satu hingga dua hari berbaring di samping jenazah, Eti belum merasakan dampaknya.
Namun setelah menginjak hari ketiga, jenazah sang cucu mulai menimbulkan aroma tak sedap.
Puncaknya, pada Sabtu (25/6/2022).
Selain aroma tak sedap, ternyata jenazah sang cucu mulai bermunculan hewan-hewan parasit.
Disertai munculnya cairan dari permukaan kulitnya yang membusuk hingga merembes mengenai tubuh Eti yang terbaring di sampingnya.
"Saya sudah enggak enak. Saya lihati terus. Sudah ada binatangnya. Saya juga takut karena ada air di sebelah saya, waktu tidur sama saya (mayat)," kata Eti.
Sejak sang anak mengancam dirinya untuk tetap merahasiakan kematian sang cucu, Eti seperti tidak punya pilihan lain.
Selain harus tidur di samping jenazah sang cucu. Saking takutnya melihat sang anak murka.
Baca juga: Jengkel Dengar Tangisan, Ibu Lempar dan Aniaya Bayinya, Kematian Sang Anak Terungkap Setelah 5 Hari
Kurun waktu tersebut, Eti menahan diri untuk tidak keluar dari rumah sama sekali.
"Ada diancam dibunuh, iya. Ya saya di dalam (rumah) terus enggak keluar," ujarnya.
Ditanya soal hubungan tersangka dengan sang menantu atau suami tersangka berinisial RI, Eti mengaku tak banyak mengetahui kondisi biduk rumah tangga keduanya.
Eti mengatakan menantunya jarang pulang karena harus bekerja di sebuah perusahaan pelayaran, dan hanya diperkenankan pulang pada akhir pekan yakni Sabtu dan Minggu.
Eti mengatakan, menantunya juga memiliki kejengkelan yang sama terhadap korban atau anak kedua mereka, mirip seperti istrinya.
Yakni, geram tatkala mendengar suara rengekan dan tangisan dari sang ayi.
Saking jengkelnya, Eti mengungkapkan, sejak anak kedua lahir, atau kurun waktu lima bulan ini, RI tidak pernah sekalipun naik ke lantai dua untuk menengok anaknya sendiri.
Namun kejengkelan RI terhadap anaknya tidak separah istrinya, yang tega memukul berkali-kali sang bayi.
RI terbilang cuek dan tidak pernah mempedulikan ADO.
"Enggak pernah (RI mukul ADO). Cuma Eka aja. RI enggak pernah lihat anaknya. Jarang pulang iya," ungkapnya.
RI dan tersangka Eka, sudah membina rumah tangga kurun waktu lima tahun, dengan status pernikahan siri.
Selama itu, pasutri tersebut dikaruniai dua orang buah hati.
Anak pertama berjenis kelamin laki-laki berinisial EZ berusia kisaran 1,5 tahun, dan anak kedua yang menjadi korban berinisial ADO, berusia lima bulan.
"Enggak senang sama anaknya. RI enggak senang anaknya. Saya enggak tahu (kenapa kok gak senang). Soalnya anaknya si bayi itu nangis terus, Eka dan RI enggak suka, kalau bayi nangis terus," ujarnya.
Sementara itu, Kapolsek Wonocolo Polrestabes Surabaya Kompol Roycke Hendrik Fransisco mengatakan, korban ADO dikategorikan sebagai bayi stunting.
"Bayi ini berusia 5 bulan, dan tergolong bayi stunting," ujar mantan Kabag Ops Polres Sampang itu, di Mapolsek Wonocolo, Surabaya.
Tersangka diduga melakukan kekerasan terhadap korban ADO yang baru berusia lima bulan.
Pasalnya, ditemukan sejumlah bekas luka memar pada beberapa bagian tubuh korban. Mulai dari kepala bagian belakang, hingga punggung.
Temuan tersebut didasarkan pada hasil visum yang dilakukan oleh Tim Inafis Polrestabes Surabaya, pada Sabtu (25/6/2022).
Temuan hasil visum tersebut, telah dilakukan pencocokan terhadap hasil penyelidikan kepolisian.
Ditemukan fakta, korban sudah dinyatakan tewas sejak Selasa (21/6/2022) sore.
Artinya, korban tewas lima hari sebelum akhirnya dilaporkan oleh sang ibunda tersangka, yakni Eti, pada Sabtu (25/6/2022) malam.
Tersangka melempar tubuh korban yang mungil dalam keadaan telentang, dari pinggir hingga ke tengah area kasur yang berada di lantai dua rumahnya.
Perlakuan kasar itu dilakukan sebanyak dua kali.
Merasa si bayi tak kunjung diam, tersangka kemudian membalikkan tubuh bayi dalam keadaan tengkurap, lalu memukul punggungnya menggunakan telapak tangan.
Kekerasan tersebut dilakukan oleh tersangka sekitar pukul 16.00 WIB seusai memandikan korban.
"Dan pelaku membalikkan tubuh dan memukul korban diam tidak bergerak. Pelaku meninggalkan dan dititipkan ke neneknya," ujarnya.
Diolah dari artikel yang telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Kisah Nenek di Surabaya yang Tidur di Samping Jenazah Cucunya yang Masih Bayi: Takut Dibunuh