Ahli Soroti Kinerja Polisi Tangani Kasus Pelecehan Anak di Mal Bintaro yang Viral di Medsos
Ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel menyoroti kinerja polisi saat menangani kasus pelecehan anak di Mal Bintaro Xchange, Tangerang Selatan.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel menyoroti kinerja polisi saat menangani kasus pelecehan anak di Mal Bintaro Xchange, Tangerang Selatan yang sempat viral.
Reza meminta polisi memandang kasus ini secara lebih luas, meskipun pelaku dinyatakan mengalami gangguan mental.
Termasuk polisi dapat mendeskripsikan secara lengkap kondisi yang diderita pelaku berinisial ABS (33) itu ke publik.
Selanjutnya, menurut pria yang juga bertugas Konsultan Lentera Anak Foundation ini, kasus berkaitan dengan pelaku gangguan mental bisa diproses hukum lebih lanjut.
Yakni dengan menjerat orang-orang yang menjadi penanggung jawab pelaku tersebut.
Baca juga: Fakta Baru Viral Anak Dilecehkan di Mal Bintaro, Pelaku Alami Gangguan Mental karena Dipecat
Sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 491 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
"Ini penting karena pihak-pihak yang tidak merawat orang yang dianggap tidak waras, lalu orang tersebut melakukan kebahayaan terhadap orang lain, maka pihak penanggung jawab bisa dipidana," ucap Reza kepada Tribunnews.com, Rabu (29/6/2022).
Menurut Reza, dalam kasus ABS, pihak keluarga seharusnya dapat menjaga pelaku.
Sehingga pelaku tidak melakukan sesuatu yang merugikan orang lain.
Reza juga turut mempertanyakan proses mediasi antara pelaku dan keluarga korban.
Baca juga: VIRAL Pelecehan Anak oleh Pria yang Miliki Gangguan Jiwa di Mall Bintaro, Ini Tanggapan Psikolog
"Saat Kanit PPA Polres Tangsel menyebut dimediasi, apa yang sesungguhnya ia maksudkan? Mediasi mensyaratkan kesediaan dua pihak (pelaku dan korban) untuk dimediasi.
"Kalau pelaku disebut kurang waras, bagaimana cara polisi memediasi orang kurang waras? Tahukah orang kurang waras, dan setujukah ia, bahwa ia akan dimediasi? Dan mengapa polisi mengandalkan laporan korban? Ini bukan delik aduan," tegasnya.
Terakhir, Reza mendorong berbagai pihak untuk maksimal membantu dalam proses hukum yang menyangkut perlindungan perempuan dan anak.
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Sarly Sollu menjelaskan, gangguan metal pelaku dibuktikan dengan riwayat pengobatan yang ditunjukkan oleh keluarga ABS saat di kantor polisi.
Baca juga: Pelecehan Sesama Jenis Marbot Masjid di Depok, Modus Pura-pura Rukiah, Korbannya Bocah 13 Tahun
"Hasil pemeriksaan Sat Reskrim terhadap keluarga pelaku, diketahui pelaku sedang dalam pengobatan karena gangguan mental yang diderita setelah dipecat dari pekerjaannya," ucap Sarly dikutip dari TribunTangerang.com, Selasa (28/6/2022).
Sementara penyelesaian kasus berakhir dengan kesepakatan antara keluarga pelaku dengan keluarga korban.
Kedua belah pihak satu suara untuk membawa ABS ke Rumah Sakit Jiwa Dharma Graha Serpong untuk dilakukan pengobatan.
“Jadi pelaku saat ini sudah dibawa ke ke Rumah Sakit Jiwa Dharma Graha Serpong untuk dilakukan pengobatan” sambungnya.
Viral sebelumnya
Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, kasus pelecehan anak di Mal Bintaro Xchange diunggah pertama kali oleh akun Instagram @misisdevi.
Akun ini membagikan kronologi kejadian:
Baca juga: Pelecehan Seksual Anak Kecil di Gresik: Modus Beli Bensin, Pelaku Hendak Melamar jadi Guru
Kronologi Awal
Aku nggak menyangka, Hal seperti ini terjadi kepada kami. Tujuannya, hanya ingin nyenengin anak aku, nonton live show Tayo. Bayangan aku, aku akan heboh motret Dan nge video in momen anak aku excited&joget-joget ngeliat Tayo, Tapi.....
Aku Dan Malik sedang berdiri sambil berbincang disebelah J.co, kami belum masuk ke area panggung Live Show Tayo karena mendadak anakku ingin pulang, entahlah, mungkin keramaian buat dia gusar. Aku coba merayu nya. Saat sedang merayu anakku, mendadak ada seorang lelaki dari arah belakang aku, mencolek area perut bagian bawah Malik.
*definisi mencolek versi aku : dengan seluruh telapak tangan, kemudian secara ringan meremas, lalu melepas*
Sontak aku kaget, dan langsung melihat ke arah orang yang menyolek perut Malik. Seorang lelaki, dewasa, berkulit hitam, berbadan gendut, gempal, dengan masker di dagu nya, melempar senyum puas dan nakal ke arahku sambil terus berjalan.
Respon pertama, aku bertanya dalam hati, apakah dia temanku?
Respon berikutnya aku tersadar, "NO, HE IS NOT MY FRIEND!! SO, WHY HE DARE TO PUT HIS BIG HAND IN MY KID'S BELLY?!?!?"
Baca juga: Polisi Gadungan Tipu 2 Remaja di Pekalongan, Gondol HP Korban, Modus Dituduh Tersangka Pelecehan
Aku langsung titipkan anakku kepada suamiku. Kemudian langsung mengejar dan memanggil orang ini, "HEI, KAMU NGAPAIN COLEK-COLEK ANAK SAYA?", dia menoleh, senyum sambil terus jalan. Damn! Ini aneh. Aku terus mengejarnya, kali ini suaraku makin nyaring, "HEI, KAMU NGAPAIN COLEK-COLEK ANAK SAYA?"
Kembali dia menoleh, tersenyum, Kali ini sambil bilang maaf, tapi tetap sambil berjalan cepat.
Karena aku mulai sulit mengimbangi kecepatan langkahnya, aku buka maskerku dan berteriak kencang "KAMU FEDOFIL YA?!?!?", Hanya kata itu yang ada diujung lidahku. Harapanku, dia akan berhenti. Tapi tidak, dia mulai masuk ke Salah satu toko di hadapannya, bingung.
Lalu, tak lama, ada seorang Bapak menggendong anak perempuan, ikut berteriak, "DIA JUGA COLEK-COLEK ANAK SAYA!!!"
Aku kaget, Dan dalam hitungan detik, aku mengambil kesimpulan bahwa orang ini BERBAHAYA. Tak hanya anak aku korbannya, tapi ada anak orang lain juga. Dan aku berasumsi, berarti, bisa jadi, ada anak2 lain juga yang dia Colek2, pegang2 mengingat di hall mall itu banyak sekali anak kecil.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(Tribuntangerang.com /Rafzanjani Simanjorang)