Pelaku Kekerasan Seksual SPI Kota Batu Ditahan, Arist Merdeka : 'Jadi Kemenangan Anak Indonesia'
Penahanan Julianto Eka Putra telah lama disuarakan oleh Komnas PA setelah berstatus terdakwa karena dikhawatirkan menghilangkan barang bukti
Editor: Eko Sutriyanto
Komnas PA menaruh prihatin terhadap JE yang mengaku sebagai pembela anak namun pada akhirnya justru melakukan kekerasan terhadap anak. Ia berharap, tidak ada kasus serupa di kemudian hari dengan modus yang sama.
“Saya kira perjuangan ini perlu mendapat dukungan agar kasus pelanggaran hak anak menjadi isu bersama. Jangan dibiarkan satu lembaga dibiarkan begitu saja, akan menjadi preseden juga buruk bagi aparat penegak hukum,” jelasnya.
Komnas PA akan terus memantau proses persidangan yang berlangsung di Pengadilan Negeri Malang. Mereka juga akan melihat seperti apa tuntutan jaksa terhadap JE. Sidang tuntutan terhadap JE diagendakan akan berlangsung pada 20 Juli 2022.
“Kita lihat dulu tuntutan dari jaksa seperti apa. Setelah itu kami akan melakukan upaya. Kami tidak ingin mendahului. Sekalipun tidak sesuai harapan, masih ada peluang yang lain,” ujarnya.
Baca juga: KemenPPPA Menyayangkan Pelaku Kasus Kekerasan Seksual Siswa SMA di Batu Tak Ditahan
Di tempat terpisah, kegiatan di SMA Selamat Pagi Indonesia berlangsung normal. Saat ini, sedang memasuki musim libur sehingga tidak banyak anak-anak yang berada di dalam kelas. Anak-anak SMA SPI Kota Batu banyak yang tinggal di asrama.
Keriuhan di luar tampaknya tidak mempengaruhi aktivitas di dalam lingkungan sekolah. SMA Selamat Pagi Indonesia menerima 40 peserta didik baru pada tahun ajaran 2022-2023.
Saat Tribun Jatim Network datang langsung ke lokasi, sejumlah anak terlihat sedang membersihkan tempat ibadah.
Sedangkan para mahasiswa yang kuliah di sekolah tinggi sedang mengikuti kuliah tamu.
Kepala SMA Selamat Pagi Indonesia, Risna Amalia Ulfa menegaskan, kegiatan belajar mengajar tidak terganggu oleh proses persidangan maupun ramainya perbincangan netizen di media sosial. Secara administrasi, kegiatan sekolah berlangsung normal.
“Pada intinya untuk setiap kegiatan, apapun yang terjadi, pendidikan di SMA SPI tidak terpengaruh apapun. Tujuan utama kami adalah menempuh pendidikan, sehingga itu yang kami fokuskan. Apapun yang terjadi di luar, kami upayakan semuanya berjalan normal di sini,” ujarnya.
Terlebih mudahnya akses informasi ke internet. Hal itu membuat para pelajar bisa mengetahui informasi mengenai kasus pelecehan. Risna mengatakan bahwa para pelajar mengalami tekanan psikologis.
“Berpengaruh secara psikis, anak-anak mendapatkan tekanan. Tapi mereka juga menyampaikan kepada kami tidak pernah mengalami, intinya mereka di sini baik-baik saja. Akhirnya kami berkomitmen melanjutkan pendidikan,” tegas Risna.
Para pendidik melakukan pendekatan secara personal kepada pelajar agar mereka tidak merasakan tekanan yang mendalam. Para pelajar harus tetap diberi semangat.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Komnas PA: Penahanan Terdakwa Dugaan Kekerasan Seksual SPI Kota Batu Jadi Kemenangan Anak Indonesia