Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

POPULER REGIONAL: Cerita Ayah Kehilangan Anak di Tragedi Kanjuruhan | Pimpinan Ponpes Cabuli Santri

Berita populer regional mulai cerita pilu seorang ayah yang kehilangan anak akibat Tragedi Kanjuruhan hingga kasus pimpinan ponpes cabuli santrinya.

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in POPULER REGIONAL: Cerita Ayah Kehilangan Anak di Tragedi Kanjuruhan | Pimpinan Ponpes Cabuli Santri
TribunJatim.com/Mohammad Romadoni
Pemakaman pelajar Jombang korban meninggal tragedi Kanjuruhan di Desa Sumbernongko, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang, Minggu (2/10/2022) - Berikut berita populer regional di Tribunnews.com mulai kisah pilu tragedi Kanjuruhan hingga kasus pimpinan ponpes cabuli santrinya. 

TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional di Tribunnews.com dimulai cerita pilu seorang ayah yang kehilangan anak untuk selamanya akibat Tragedi Stadion Kanjuruhan.

Ayah itu bernama M Arif Junaedi (48) sedangkan putra kesayangan bernama Muhammad Irsyad Aljuned (18).

Arif mengaku sempat melarang anaknya untuk menonton pertandingan Arema FC vs Persebaya pada Sabtu (1/10/2022) kemarin.

Berita selanjutnya ada update kasus kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.

Polri memanggil 28 anggota kepolisian yang diduga melanggar kode etik saat terjadinya insiden nahas.

Sementara itu, hingga kini Polri juga belum menetapkan tersangka dalam kasus yang menewaskan ratusan suporter itu.

Baca juga: POPULER Internasional: 9 Anggota NATO Dukung Ukraina Bergabung | Israel Tahan 798 Warga Palestina

Terakhir ada kasus oknum pimpinan pondok pesantren cabuli santriwatinya di Kabupaten Muaro Jambi.

BERITA REKOMENDASI

Pelaku diketahui sudah menjalankan aksinya selama bertahun-tahun.

Namun kasus baru terungkap saat korban berani menceritakan apa yang ia alami ke orangtuanya.

Berikut berita populer regional di Tribunnews.com dalam 24 jam terakhir selengkapnya:

1. Cerita Ayah Korban Tragedi Kanjuruhan, Anaknya Sempat Minta Tambah Uang Saku hingga Dilarang Pergi

Sepatu bekas tergeletak di pinggir lapangan Stadion Kanjuruhan beberapa hari setelah penyerbuan maut menyusul pertandingan sepak bola di Malang, Jawa Timur pada 3 Oktober 2022. - Kemarahan terhadap polisi memuncak di Indonesia pada 3 Oktober setelah sedikitnya 125 orang tewas di salah satu bencana paling mematikan dalam sejarah sepak bola, ketika petugas menembakkan gas air mata di stadion yang penuh sesak, memicu penyerbuan. (Photo by Juni Kriswanto / AFP)
Sepatu bekas tergeletak di pinggir lapangan Stadion Kanjuruhan beberapa hari setelah penyerbuan maut menyusul pertandingan sepak bola di Malang, Jawa Timur pada 3 Oktober 2022. - Kemarahan terhadap polisi memuncak di Indonesia pada 3 Oktober setelah sedikitnya 125 orang tewas di salah satu bencana paling mematikan dalam sejarah sepak bola, ketika petugas menembakkan gas air mata di stadion yang penuh sesak, memicu penyerbuan. (Photo by Juni Kriswanto / AFP) (AFP/JUNI KRISWANTO)

Muhammad Irsyad Aljuned (18), turut menjadi korban tewas dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022).


Irsyad merupakan warga Dusun Mernung Lor, Desa Sumbernongko, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Kepergian Irsyad menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan kerabat dekat.

Kesedihan juga dirasakan para tetangga dan teman-teman sekolahnya.

Mereka turut mengantarkan Irsyad ke peristirahatan terakhirnya di pemakaman umum Dusun Mernung Lpr, Minggu (2/10/2022) petang.

M Arif Junaedi (48), ayah korban tak kuasa menahan kesedihannya saat melihat jenazah putra pertamanya itu diturunkan ke liang lahat.

Ibu Irsyad, Kesi Ernawati juga tak bisa membendung air matanya, dilansir TribunJatim.com.

Dia terlihat menangis tersedu-sedu di atas pusara anaknya yang saat itu dalam kondisi diguyur hujan.

Arif menceritakan, sempat meminta anaknya untuk membatalkan rencananya ke Kanjuruhan.

Namun, Irsyad tetap ingin berangkat.

Baca selengkapnya.

2. Ada 28 Polisi Akan Diperiksa Kode Etik Buntut Kasus Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang

Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo memberikan keterangan kepada awak media di Mapolres Malang, Kabupaten Malang, Senin (3/10/2022). Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyampaikan menonaktifkan 28 anggota polri, salah satunya Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat yang bertugas mengamankan laga pertandingan Arema FC VS Persebaya Surabaya. Selain itu Polri juga memberikan reward kepada dua personel polisi yang gugur saat mengamankan laga tersebut. SURYA/PURWANTO
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo memberikan keterangan kepada awak media di Mapolres Malang, Kabupaten Malang, Senin (3/10/2022). Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyampaikan menonaktifkan 28 anggota polri, salah satunya Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat yang bertugas mengamankan laga pertandingan Arema FC VS Persebaya Surabaya. Selain itu Polri juga memberikan reward kepada dua personel polisi yang gugur saat mengamankan laga tersebut. SURYA/PURWANTO (SURYA/PURWANTO)

Ada sebanyak 28 anggota kepolisian akan menjalani pemeriksaan dugaan pelanggaran kode etik terkait kasus kerusuhan suporter di Stadion Kanjuruhan, Malang Jawa Timur.

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan pihaknya bergerak cepat sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo.

"Inipun masih dalam proses pemeriksaan. Sesuai perintah Presiden, Kapolri bekerja secara cepat. Namun unsur ketelitian kehati-hatian dan pembuktian secara ilmiah juga menjadi standar tim ini bekerja," tegas Dedi di Polres Malang pada Senin (3/10/2022).

Terkait unsur satuan asal anggota polisi yang diperiksa tersebut, Dedi menyatakan akan memberikan pernyataan selanjutnya.

"Kami akan update lagi dan akan menyampaikannya kemudian," ucap Dedi.

Terkait kerusuhan tersebut, polisi menaikkan status penyelidikan ke penyidikan.

Baca selengkapnya.

3. Fakta Pimpinan Ponpes Cabuli Santriwati di Muaro Jambi, Pelaku Beraksi Bertahun-tahun

Kasat Reskrim Polres Muaro Jambi AKP Sirlen saat jumpa pers kasus pencabulan pimpinan pondok pesantren.
Kasat Reskrim Polres Muaro Jambi AKP Sirlen saat jumpa pers kasus pencabulan pimpinan pondok pesantren. (Tribunjambi/Muzakkir)

Kasus oknum pimpinan pondok pesantren (ponpes) cabuli santriwatinya terjadi di Kabupaten Muaro Jambi.

Dilaporkan yang menjadi pelaku pencabulan pria berinisial AA (47). Sementara korbannya sebut saja namanya Bunga (19).

AA dengan tega melecehkan korban selama bertahun-tahun.

Aksi pelaku pertama kali dilakukan pada tahun 2019 dimana saat itu korban masih di bawah umur.

Berikut fakta-fakta oknum pimpinan ponpes cabuli santriwatinya di Kabupaten Muaro Jambi dirangkum dari TribunJambi.com, Senin (3/10/2022):

Awal terbongkar

Kasus ini mulai terbongkar saat korban memberanikan diri untuk bercerita kepada orangtuanya atas perbuatan pelaku.

Korban mengaku sudah dicabuli sejak tahun 2019 hingga September 2022 lalu.

Selama bertahun-tahun, korban bungkam karena belum berani melapor.

Keluarga korban yang mendengar cerita Bunga langsung membuat laporan ke pihak kepolisian.

Baca selengkapnya.

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas