Fenomena Tanah Bergerak di Tanggunggunung Tulungagung, 17 Rumah Warga Retak, 7 Keluarga Mengungsi
Sebanyak 7 keluarga harus mengungsi ke rumah saudaranya karena rumahnya nyaris ambruk akibat tanah bergerak.
Editor: Dewi Agustina
Saat ini retakan tanah di Dusun Kalitalun ini sekitar 5 centimeter.
"Kalau retakan tanahnya semakin membesar, tujuh rumah itu bisa ambruk. Makanya lebih aman mereka mengungsi," tegas Anwari.
Apa penyebab terjadinya tanah bergerak?
Dikutip dari Kompas.com, Peneliti Ahli Madya Bidang Geoteknik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr Adrin Tohari menjelaskan penyebab umum terjadi tanah bergerak karena adanya kenaikan air di dalam tanah yang dipicu oleh hujan.
"Yang terjadi di daerah-daerah seperti Jawa Barat dan Jawa Tengah tanah bergerak itu adalah karena hujan. Hujan yang lebat dengan durasi lama."
"Itu menyebabkan air di dalam tanah naik melewati suatu bidang lemah yang ada di bagian bawah tanah sehingga tanah itu bergerak," ujar Adrin dikutip Kompas.com.
Tanah bergerak tipe nendatan ini bisa menyebabkan jalan terbelah, dan turun.
Jika retakan melewati rumah, maka rumah dapat ambruk, retak, atau ambles.
Biasanya, fenomena tanah bergerak dengan tipe nendatan bergerak secara perlahan.
"Sebenarnya fenomena ini bisa diamati oleh masyarakat terdampak. Biasanya muncul retakan-retakan kecil lama-lama muncul amblesan dan lama-lama makin besar," jelas Adrin.
Baca juga: Fenomena unik La Nina tiga tahun beruntun, apa dampaknya ke Indonesia?
Tanah bergerak dengan tipe nenatan biasanya tidak terjadi tiba-tiba.
Sementara, fenomena tanah longsor yang terjadi dengan sangat cepat, adalah tanah bergerak dengan tipe luncuran.
Fenomena tanah bergerak dengan tipe nendatan biasanya terjadi di daerah yang luas.
Daerah tersebut umumnya satu hingga beberapa kampung.