Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Para Relawan Bantu Korban Gempa Cianjur: Beli Ponsel Baru hingga Andalkan Indera Penciuman

Di tengah duka ini tak sedikit warga yang berhati mulia dengan sukarela memberikan pertolongan dengan bergabung menjadi relawan tim pencarian korban.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kisah Para Relawan Bantu Korban Gempa Cianjur: Beli Ponsel Baru hingga Andalkan Indera Penciuman
Tribunnews.com/Igman Ibrahim
Kondisi kedai AR7 Coffee Corner di Cugenang, Cianjur, Jawa Barat, seusai tertimbun longsor akibat gempa dengan magnitudo 5,6 mengguncang Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11/2022) lalu. Simak kisah warga yang berhati mulia dengan sukarela memberikan pertolongan dengan bergabung menjadi relawan tim pencarian korban. 

Esoknya ia dan tim Pramuka Peduli dan unsur lainnya berangkat ke Wilayah Warungkondang.

Di sana ia membantu proses evakuasi korban yang tertimbun reruntuhan rumah tiga lantai.

"Dari tujuh orang yang dikabarkan tertimbun, satu orang hilang. Sampai sore tim pramuka berhasil menemukan barang korban berupa helm yang mengindikasikan viktim (korban) sudah dekat, dan ternyata benar, ada orang tertimbun," katanya.

Hari ketiga, ia dan tim relawan Pramuka Peduli bergerak melakukan pencarian orang hilang di lokasi longsor di Cijedil, Cugenang.

Di sana ada beberapa rumah terbawa dan tertimbun tanah longsor.

Proses pencarian harus hati-hati selain tanahnya labil, gempa susulan juga masih kerap dirasakan.

"Dan diduga korban juga tertimbun cukup dalam sekiran 5 meter," katanya.

BERITA REKOMENDASI

Pada hari Jumat, ia dan tim kembali ke Cijedil melakukan evakuasi dengan bantuan alat berat. Namun, karena cuaca hujan akhirnya proses pencarian tidak dilanjutkan.

Baru hari Sabtu, ia melakukan pencarian di lokasi longsor dekat Sate Sinta.

Karena sudah beberapa hari, proses pencarian memaanfaatkan bau karena biasanya jenazah sudah mulai terjadi pembusukan.

Baca juga: 2 NPWP Atas Nama Paud Islam dan TK Al Azhar 18 Cianjur Ditemukan di Lokasi Longsor Cugenang

Proses evakuasi pun harus dilakukan ekstra hati-hati, selain tanah labil, kondisi jenazah pun bisa membahayakan orang yang melakukan evakuasi.

Taufik pun bersama rekan-rekannya akhirnya bisa mengangkat satu jenazah dari dekat sungai.


"Saya mencium aroma busuk, lalu digali bersama teman-teman. Tentu harus hati-hati selain tanah labil, jangan salah pacul karena korban akan rusak," katanya.

Setelah jasad selesai dievakuasi dan dimasukkan ke dalam kantung jenazah, lantas tim serta kantung jenazah disemprot disinfektan untuk menghindarkan relawan dari kuman berbahaya.

Rencananya, ia dan rekan-rekannya akan terus melakukan pencarian korban gempa Cianjur hingga waktu operasi pencarian dinyatakan selesai.

Supriyanta Tinggalkan Pekerjaan

Sementara itu, Supriyanta (55), relawan dari SAR Semesta sengaja datang jauh-jauh dari Bantul, Yogyakarta untuk ikut andil dalam proses pencarian korban gempa Cianjur.

Tribunnews juga sempat berbincang dengan ayah dari dua anak tersebut.

Di usianya yang sudah tak lagi muda, tidak membuat Supriyanta berdiam diri melihat banyaknya korban gempa di Cianjur.

Supriyanta (55), relawan dari SAR Semesta sengaja datang jauh-jauh dari Bantul, Yogyakarta untuk ikut andil dalam proses pencarian korban gempa Cianjur., Jawa Barat.
Supriyanta (55), relawan dari SAR Semesta sengaja datang jauh-jauh dari Bantul, Yogyakarta untuk ikut andil dalam proses pencarian korban gempa Cianjur., Jawa Barat. (Tribunnews.com/Igman Ibrahim)

Karyawan swasta ini pun langsung berangkat dari Bantul menuju Cianjur sesaat setelah mendengar ada bencana gempa di Cianjur pada Senin (21/11/2022) lalu.

Dia pun harus meninggalkan pekerjaanya sebagai karyawan swasta.

"Saya sehari-hari karyawan swasta, saya paling tua dari sekian pengikut operasi SAR saat ini. Saya hari Senin berangkat dari Jogja malam, sampai sini Selasa sore. Baru Rabu pagi kami ikut bergabung dalam operasi pencarian," kata Supriyanta saat berbincang dengan Tribunnews.com di warung sate Shinta, Cugenang, Cianjur, Jawa Barat, Minggu (27/11/2022).

Dia ditugaskan Basarnas untuk mencari korban yang tertimbun longsor di area Warung Sate Shinta.

Namun, dia mengaku rasa kemanusiaan menjadi satu-satunya alasan yang mendorongnya untuk tetap ikut membantu gempa Cianjur.

Medan longsoran bukit Palalangon yang terjal pun tidak menjadi penghalang.

"Saya berangkat dari nilai kemanusiaan karena nilai kemanusiaan itu dipresentasi kalau orang sekarang itu hanya 40-50 persen. Saya sebagai orang yang punya empati terhadap kemanusiaan saya terjun ke dunia SAR karena SAR itu memang langsung ke titik pencarian dan pertolongan," ungkap dia.

Beruntungnya, niat Supriyanta membantu korban bencana didukung oleh sang istri tercinta.

Baca juga: Keberadaan Irvan, Barista AR7 Coffee Corner Tak Diketahui Pasca Longsor di Cugenang Cianjur

Karena itu, keputusannya turun langsung menjadi relawan bencana alam diharapkan bisa menginspirasi generasi muda.

Pernyataanya itu pun tidak hanya pepesan kosong.

Menurut Supriyanta, nilai kemanusiaan tersebut kini telah diturunkan kepada salah satu anaknya yang kini juga terjun menjadi relawan gempa di Cianjur.

"Saya ada dorongan dari istri untuk selalu berbagi sekecil apapun, insya Allah nanti saya tidak tau kapan berhenti menjadi relawan SAR, yang penting saya menginspirasi kepada adik-adik dan anak-anak kita untuk bisa menunjukkan bahwa kita meskipun kita tidak punya materi tapi kita punya tenaga untuk berbagi untuk orang lain," jelasnya.

Supriyanta memahami bahwa dirinya juga kerap dihantui rasa takut dan bahaya yang mengintai selama proses evakuasi korban.

Karenanya, dia selalu memegang teguh standar operasional keselamatan dalam operasi.

"Secara naluri tetap ada rasa takut, ketika kita operasi SAR tentu ada SOP yang harus kita ikuti baik APD, cara kita masuk ke lokasi, cara kita beraktivitas itu tetap ada SOP yang diarahkan oleh Kasi Operasi Basarnas," ungkapnya.

Di sisi lain, Supriyanta ini bukan kali pertama dia terjun dalam kegiatan SAR.

Tercatat, dia pernah mengikuti hampir seluruh operasi kemanusiaan longsor maupun kecelakaan laut di sekitar Pulau Jawa.

"Untuk kegiatan SAR musibah itu pernah di tanah longsor Ponorogo, pernah di tanah longsor Magelang dan beberapa kejadian kecelakaan sungai hampir saya bisa hadir disana. Kecelakaan laut saya disana," ujarnya. (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti/Igman Ibrahim/Adi Suhendi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas