Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Update Perampokan Wali Kota Blitar, Polisi Libatkan Scientific Investigation, Saksi Terus Ditambah

Kapolres Blitar Kota AKBP Argowiyono mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap sidik jari yang ditemukan hasil olah TKP.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Update Perampokan Wali Kota Blitar, Polisi Libatkan Scientific Investigation, Saksi Terus Ditambah
TikTok @kerupukkulittttt
Rekaman CCTV detik-detik perampokan di rumah dinas Wali Kota Blitar, Santoso memperlihatkan ada seseorang yang dengan sengaja membukakan pintu gerbang dan membiarkan mobil hitam masuk. 

"Supaya tugas saya kepada masyarakat di sisa-sisa akhir jabatan bisa lancar, saya berharap ada semacam kenyamanan bagi saya untuk menjalankan amanah masyarakat," ujarnya.

3. Tak mau dikaitkan politik

Santoso tidak ingin peristiwa perampokan di rumah dinasnya dikaitkan dengan politik.

Untuk sementara, Santoso berpikir peristiwa perampokan di rumah dinas merupakan musibah dan kasus kriminal murni.

"Jangan dikaitkan dengan politik. Ini bagi saya musibah, murni kriminal. Untuk sementara saya berpikir begitu saja," kata Santoso, Selasa (13/12/2022).

Santoso menyerahkan sepenuhnya kasus perampokan di rumah dinas kepada polisi. Ia menunggu hasil penyelidikan dan investigasi yang dilakukan polisi.

"Tinggal nanti bagaimana hasil investigasi yang dilakukan oleh kepolisian, kita tunggu bersama-sama. Saya tidak mau berandai-andai" ujarnya.

Berita Rekomendasi

Sambil menunggu proses penyelidikan kasus perampokan di rumah dinas oleh polisi, Santoso berencana segera melakukan aktivitasnya lagi sebagai wali kota.

"Sambil menunggu proses dari polisi, saya akan tetap kembali bekerja memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kebetulan ini akhir tahun, saya harus mengevaluasi program yang sudah saya canangkan di awal tahun sudah sesuai apa belum," tandas Santoso.

4. Kacamata ikut digondol

Wali Kota Blitar, Santoso, akhirnya muncul memberikan keterangan kepada wartawan sehari setelah peristiwa perampokan di rumah dinas, Selasa (13/12/2022).

Memakai kaus oblong warna hijau tua dan celana tiga perempat warna krem, Wali Kota Blitar Santoso menemui para awak media di teras rumah dinas.

Wali Kota Blitar, Santoso
Wali Kota Blitar, Santoso (surya)

Wali Kota Blitar Santoso terlihat sudah stabil dan kondisinya sehat.

"Sebentar, sementara pakai kacamata ini, kacamata saya juga ikut digondol (dibawa) pelaku," kata Santoso sambil membenahi posisi kacamata barunya kepada wartawan.

Sebelum menceritakan kronologi perampokan di rumah dinas, Santoso terlebih dulu menyampaikan kondisinya saat ini dalam keadaan sehat.

"Pertama, kondisi saya dalam keadaan sehat. Kesehatan adalah segala-galanya. Musibah itu, kapanpun, di manapun bisa terjadi kepada siapa saja," ujar Santoso.

Lalu, Santoso menceritakan peristiwa perampokan di rumah dinas terjadi Senin (12/12/2022) sekitar pukul 03.00 WIB.

Ketika peristiwa terjadi, istri Santoso, Feti Wulandari masih salat tahajud di kamar. Istrinya rutin salat tahajud setiap pukul 03.00 WIB dilanjutkan dengan wiridan sambil menunggu waktu subuh.

Santoso sendiri baru beranjak tidur sekitar pukul 01.00 WIB. Itu juga sudah menjadi kebiasaan Santoso tidur di atas pukul 00.00 WIB.

"Tiba-tiba kira-kira sekitar pukul 03.05 WIB, pintu kamar digedor-gedor. Saya bangun tapi antara kondisi sadar dan tidak. Saya dibangunkan oleh istri karena ada yang menggedor-gedor pintu kamar," ujarnya.

Malah, awalnya, Santoso mengira terjadi gempa bumi ketika mendengar suara pintu kamar digedor-gedor.

"Saya kira ada gempa, ketika dalan kondisi antara sadar dan tidak, tiba-tiba pintu kamar sebelah timur sudah dijebol. Ada 3 orang masuk kamar," katanya.

Tiga pelaku yang masuk kamar langsung menyergap Santoso dan istrinya. Kemudian, pelaku menyuruh Santoso tengkurap. Kaki dan tangan Santoso diikat pelaku. Mulut dan mata Santoso juga ditutup menggunakan lakban.

"Saya disuruh tengkurap ke lantai, menghadap ke timur. Tangan diikat. Kaki juga diikat. Demikian juga istri saya, tapi istri saya dalam posisi berdiri menghadap utara," ujarnya.

Setelah menyekap, pelaku meminta Santoso menunjukkan lokasi brankas di rumah dinas. "Pelaku bilang 'brankas bapak dimana?', selama ini saya tidak punya brankas," katanya.

Pelaku sempat menendang dan memukul Santoso yang sudah dalam kondisi disekap dengan tangan dan kaki diikat serta mulut dan mata dilakban karena dikira bohong tidak mau menunjukkan lokasi brankas.

"Pelaku juga ngomong, kalau tidak segera memberitahukan lokasi brankas, istri saya mau ditelanjangi. Saya berpikir bagaimana keselamatan istri saya," ujarnya.

Santoso mengaku memang tidak memiliki brankas di rumah dinas. Tapi, kalau uang simpanan sedikit-sedikit, ia masih punya.

Uang simpanan itu hasil dari honor ketika membuka acara. Ia menyimpan uang itu di lemari.

"Saya bilang ke pelaku, kalau mau ambil uang di lemari silakan. Lalu pelaku membuka lemari dan mengobrak-abrik isinya. Pelaku mengambil uang termasuk sedikit perhiasan yang dimiliki istri saya. Bahkan, kalung yang dipakai istri juga dilepas oleh pelaku," katanya.

Santoso memperkirakan para pelaku kabur dari rumah dinas sekitar pukul 03.30 WIB. Sebelum kabur, salah satu pelaku sempat menanyakan lokasi kamar anak-anak kepada istrinya.

Pelaku juga bertanya lokasi decoder kamera CCTV kepada istrinya.

"Anak-anak saya tidak ada yang di sini. Satu masih kuliah di luar kota dan satu lagi tinggal di rumahnya sendiri. Kalau kotak kamera CCTV ada di ruang kerja. Pelaku mengambil kotak CCTV dan memutus kabel-kabelnya lalu kabur," katanya.

Setelah pelaku kabur, Santoso mencoba berteriak minta tolong. Tapi, teriakan minta tolong Santoso tidak direspons penjaga di rumah dinas.

"Ternyata Satpol PP yang berjaga di halaman rumah dinas sudah dilumpuhkan lebih dulu sebelum pelaku masuk ke kamar," ujarnya.

Santoso sekilas sempat melihat ciri-ciri pelaku sebelum menyergapnya bersama istri di dalam kamar rumah dinas.

Menurutnya, ciri-ciri pelaku berpostur agak kekar dan memakai rompi.

"Saya langsung disergap, disuruh tengkurap, mata langsung dilakban. Saya hanya melihat sekilas pelaku, kalau wajahnya tidak melihat," ujarnya.

Santoso juga mengaku sempat mengalami kekerasan fisik dari pelaku. Pelaku menendang dan memukulnya ketika Santoso belum menunjukkan lokasi brankas.

"Ketika saya belum menunjukkan brankas, saya ditendang dan dipukul di kaki dan tubuh oleh pelaku. Saya ditendang pakai kaki, pakai sepatu," katanya.

Sedang istrinya, kata Santoso tidak mendapat kekerasan fisik, hanya ancaman saja dari pelaku.

"Alhamdulillah istri tidak mendapatkan kekerasan fisik, hanya diikat tangan dan kaki serta dilakban mulut dan mata," ujarnya. (Surya/samsul hadi/luhur pambudi)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas