Sekjen PDIP: Kota Bandung Jadi Tempat Kontemplasi Ideologis Terpenting Bagi Bung Karno
Hasto menyebut dari kota Bandung lah semangat juang Soekarno semakin bergelora demi memerdekakan Indonesia
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Lebih dari 100 orang anak muda kota Bandung berkumpul untuk mengikuti acara ngobrol santai (Ngobras) bareng Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto di kantor DPC Kota Bandung pada Jumat (27/1/2023) sore.
Hasto tak sendiri saat berdiskusi bersama para anak muda. Moderatornya adalah Budayawan Budi Dalton.
Lalu ada Ustaz Tatan Ahmadz Santana yang merupakan Pengurus Dewan Tafkir PP Persis. Dan Ketua DPD PDIP Jawa Barat Ono Surono.
Budi Dalton sebagai moderator sejak awal mengarahkan diskusi mengenai Proklamator RI Dr.Ir.Soekarno, bagaimana kehidupannya di Kota Bandung pada masanya.
“Ngobrol soal Soekarno tak bisa lepas dari Jawa Barat. Guru-guru beliau, teman beliau, banyak sekali dari Jawa Barat ini,” kata Budi Dalton.
Baca juga: VIDEO EKSKLUSIF Puan Maharani: Saya Tidak Mungkin Jadi Bung Karno dan Megawati
Hasto lalu menceritakan sejarah Soekarno dengan Kota Bandung. Pada umur 26 tahun, Soekarno menemukan pemikiran mengenai Indonesia Merdeka dari kota ini.
Dari sinilah Soekarno bertemu dengan rakyat, salah satunya Pak Marhaen, yang menginspirasi pemikirannya mengenai Indonesia Merdeka.
“Bandung adalah tempat kontemplasi ideologis terpenting bagi Bung Karno. Alamnya yang indah mendorong situasi kontemplasi,” kata Hasto.
Dari kota Bandung lah semangat juang Soekarno semakin bergelora demi memerdekakan Indonesia. Sehingga PDIP berharap para anak-anak muda bisa mengambil semangat juang itu.
Di Bandung ini pula, lanjut Hasto, dilaksanakan Konferensi Asia Afrika (KAA) tahun 1955, yang kemudian menginspirasi Gerakan Non Blok (GNB). Kejadian itu yang mengubah peta dunia dengan lahirnya Dasa Sila Bandung.
“Dari kota Bandung yang indah ini bisa lahir Dasasila Bandung dan menjadi bagian dari sejarah dunia dengan warisan sejarah itu. Jadi kalau anak muda Bandung tak punya spirit mengguncang dunia, berarti kita sia-siakan sejarah kita sendiri,” ujar Hasto.
“Jangan kita sia-siakan sejarah Bandung yang terkenal di seluruh penjuru dunia itu,” tambahnya.
Ono Surono bicara mengenai relevansi pemikiran Soekarno dalam kondisi saat ini. Dirinya prihatin karena survei menemukan hanya 30 persenan anak muda yang merasa pemikiran Soekarno masih relevan dengan kondisi saat ini. Artinya Soekarno dianggap sudah lewat, bahkan digantikan sosok tokoh bangsa lain atau bahkan dengan sosok artis Korea.