Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Para Siswa SD di Sikka Bertaruh Nyawa Seberangi Derasnya Arus Sungai, Sebagian Digendong Orang Tua

Demi bisa menikmati pendidikan dengan belajar di sekolah, mereka rela bertaruh nyawa menyeberangi derasnya arus Sungai Nanga Gete.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Para Siswa SD di Sikka Bertaruh Nyawa Seberangi Derasnya Arus Sungai, Sebagian Digendong Orang Tua
Pos Kupang/Arnold Welianto
Puluhan siswa Sekolah Dasar Inpres (SDI) Blawuk asal Dusun Muding Kampung Wairbou dan Dusun Wailoke Kecamatan Talibura Kabupaten Sikka Nusa Tenggara Timur (NTT), harus bertaruh nyawa menyebrangi derasnya arus sungai Nanga Gete untuk bersekolah, Sabtu 4 Februari 2023. 

Karena jembatan gantung yang ada putus beberapa tahun lalu akibat derasnya arus dan belum diperbaiki.

Guru SDN Padawaras, Eyep saat dihubungi Sabtu (30/7/2022), mengatakan sejak putusnya jembatan gantung yang membentang sepanjang 100 meter di atas Sungai Ciujung, aktivitas warga sekitar terhambat mulai dari perekonomian hingga siswa yang hendak berangkat sekolah terpaksa menantang arus.

"Tidak jarang kalau hujan turun deras sejak pagi, ratusan siswa terpaksa tidak masuk sekolah karena arus sungai deras dapat mengancam keselamatan mereka."

Baca juga: BPBD Bogor, Satgas Naturalisasi Hingga Konten Kreator Keruk 1,35 Ton Sampah dari Sungai Ciliwung

"Kalau melihat pakaian mereka basah setiap hari sudah menjadi hal biasa," kata Eyep.

Sejak jembatan putus karena terseret arus sungai, warga melalui aparat desa dan kecamatan sudah melayangkan permohonan perbaikan dan pembangunan jembatan permanen agar aktivitas warga tidak terhambat dan perekonomian dapat meningkat.

Namun, sudah bertahun-tahun belum mendapat kepastian.

Sejak pembelajaran tatap muka kembali digelar seperti biasa, orang tua dan guru selalu was-was saat melepas dan menunggu siswa pulang dan pergi sekolah.

Berita Rekomendasi

Sehingga setiap hari beberapa orang warga dibantu orang tua selalu mendampingi anaknya ketika hendak menyeberang sungai guna memastikan keselamatannya.

"Kami berharap jembatan dibangun permanen atau jembatan yang putus diperbaiki, kasihan siswa didik untuk sampai ke sekolah mereka harus menantang arus dan masuk kelas dengan pakaian basah setiap hari," katanya.

Kepala Desa Sukaluyu, Wahyu mengatakan, sejak jembatan gantung putus, akses penghubung antar desa dan kampung di wilayahnya terhambat.

Tidak hanya anak sekolah, warga yang hendak membawa hasil bumi ke rumah atau menjual ke kota hanya bisa melalui sungai yang terkadang berarus deras.

"Kami sudah mengajukan perbaikan dan pembangunan jembatan ke dinas terkait di Pemkab Cianjur, melalui kecamatan dan saat rapat bersama di kabupaten. Namun, hingga saat ini belum terealisasi. Aktivitas warga terhambat perekonomian semakin terpuruk," katanya.

Pihaknya menyiagakan aparat desa dibantu warga untuk membantu anak sekolah dan warga yang hendak menyeberang sungai sebagai upaya antisipasi hal yang tidak diinginkan.

Sedangkan saat hujan turun deras, petugas akan melarang warga untuk menyeberangi sungai.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas