Terinspirasi Program Gubernur Jateng, Relawan Ganjar Gelar Penyuluhan Stunting di Sindang Barang
Ganjar Muda Padjajaran (GMP) Jawa Barat menggelar penyuluhan tentang pencegahan dan solusi stunting untuk masyarakat Bogor,
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ganjar Muda Padjajaran (GMP) Jawa Barat menggelar penyuluhan tentang pencegahan dan solusi stunting untuk masyarakat Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/3/2023).
Kegiatan itu digelar di Jalan E. Sumawijaya Blok Kampung Sindang Barang No 6, RT 2 RW 3, Pasireurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Koordinator GMP Jawa Barat, Anshari mengatakan kegiatan ini terinspirasi dari program kerja Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang sangat memperhatikan kesehatan anak dan ibu hamil di Indonesia.
"Pak Ganjar peduli terhadap kesehatan dan juga peduli terhadap tumbuh kembang anak di Indonesia. Kami ingin mencontoh keberhasilan beliau di Jawa Tengah dan harapannya kalau beliau jadi presiden nantinya secara nasional ada perhatian untuk stunting," kata Anshari.
Acara ini dihadiri oleh 50 warga sekitar yang didominasi oleh kaum ibu dan membawa anak balita.
Materi penyuluhan stunting disajikan dari dua sisi yaitu dari sudut pandang gizi dan nutrisi, dan psikologi.
Oleh karena itu, dihadirkan dua narasumber yakni perawat Lala Hidayanti dan konselor Puspaga Kabupaten Bogor Tely Yulianti.
"Sejalan dengan program nasional untuk pengurangan angka stunting di Indonesia dan khususnya di Kabupaten Bogor angkanya saat ini 4,78. Harapannya bisa membantu hilangnya stunting di Kabupaten Bogor," ucap Anshari.
Menurut Anshari, cara pencegahan stunting bisa dilakukan dengan mengatur usia pernikahan yang ideal, begitu juga dengan usia kehamilan.
Ibu hamil diharapkan dapat memperhatikan pemenuhan gizi dan nutrisi anak pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) sejak janin masih dalam kandungan.
Sementara itu, perawat Lala Hidayanti menjelaskan kegiatan ini sangat berguna untuk mengedukasi masyarakat agar tahu mengenai stunting.
"Jadi hari ini kami mau coba menjelaskan ke masyarakat soal stunting, nanti acaranya penjelasan, terus coba tanya masyarakat kenal gak sih stunting ini sendiri. Kan, stunting itu ada jangka panjang sama jangka pendeknya. Nah ini yang jangka panjangnya yang harus kita cegah," ujar Lala.
Menurutnya, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Indonesia mencapai 21,6 persen pada 2022.
Lala berharap angka itu bisa terus ditekan agar kasus stunting bisa dihilangkan.
Baca juga: Perangi Stunting, Kemkominfo Galakkan Kampanye untuk Generasi Muda Lewat Genbestival
"Harapannya diadakannya kegiatan ini angka stunting di Indonesia menurun, karena angka stunting di Indonesia itu sudah mencapai hampir 20 persen itu termasuknya keadaan kritis. Semoga menurun dengan diadakannya penyuluhan-penyuluhan tentang stunting ini," kata Lala.
Ia kemudian menjelaskan, cara-cara pencegahan stunting yang dimulai dari pencegahan secara dini yaitu saat masa kehamilan ibu mengandung.
Ibu hamil harus rutin memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat untuk mengetahui perkembangan janin dan pola hidup sehat ibu hamil.
Kemudian setelah anak lahir, ibu diharapkan dapat memberi asi eksklusif selama enam bulan. Setelahnya, anak dapat diberikan makanan yang bergizi.
Sebagai informasi, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita yang dapat terjadi mulai janin masih dalam kandungan.
Kondisi ini baru nampak pada anak berusia dua tahun atau yang kerap disebut dengan 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).
Kegiatan penyuluhan ini juga diselingi dengan sosialisasi sosok Ganjar Pranowo sebagai calon pemimpin bangsa yang diharapkan membawa kemakmuran dan adil pada masyarakat.
Di akhir acara, juga dilakukan pembagian makanan tambahan sebagai penunjang nutrisi bagi bayi dan balita.